Pantai adalah satu dari sekian banyak tempat wisata yang jadi favorit Jena.
Dia suka menginjak pasir pantai yang lembut dengan kaki telanjang, bermain air laut hingga petang menjelang, sekaligus menikmati sunset bersama orang tersayang. Pantai selalu punya tempat special di hati Jena.
Sedangkan bagi Damian, pantai adalah tempat dimana dia bisa melupakan sejenak hiruk pikuk dunia perkuliahan. Membebaskan tubuhnya untuk menikmati semilir angin sore juga suara deburan ombak, terlebih pantai yang mereka kunjungi tidak begitu ramai mungkin karena bukan akhir pekan.
Jena sudah berlarian kesana kemari untuk bermain di bibir pantai, cewek itu bahkan menitipkan sepatunya pada Damian yang memilih untuk duduk-duduk saja sambil mengawasi gerak gerik Jena.
Seingat Damian, dirinya juga Jena pernah kemari dua bulan lalu. Dan Damian masih ingat betul petuah Theo untuk menjaga Jena saat di pantai, memastikan cewek itu aman dan tidak bermain terlalu ke tengah laut karena itu berbahaya. Mengingat Jena yang juga tidak bisa berenang.
Maka tidak heran, alih-alih menikmati permandangan, mata Damian justru fokus pada Jena yang masih asik dengan dunianya sendiri. Kalau sudah begini rasanya Damian kayak lagi jagain anak dibanding pacar.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, sifat Jena memang rada kekanakan sih. Dia anaknya ngambekan, manja juga, terus tingkahnya rada ajaib. Nggak bisa diam, hobinya ndusel ke lengannya terus, suka iseng gigit tangan Damian dengan alasan gemas, suka ngejekin dia jelek tapi justru bucin banget.
Damian memang tidak pandai dalam hal percintaan, tapi dia tau betul bagaimana kriteria wanita idamannya. Dan Jena sama sekali bukan tipenya.
Tapi kenapa akhirnya Damian bisa suka terus macarin Jena selama kurang lebih lima bulan ini?
Jawabannya adalah, nggak tau.
Jujur Damian juga bingung kalau ditanya kenapa dia bisa suka sama Jena, intinya ya suka aja gitu. Terus lama kelamaan jadi nyaman dan berakhir sayang banget sama dia.
Damian percaya, terkadang rasa cinta kita pada seseorang nggak harus pakai alasan logis yang bisa dijabarkan pakai kata-kata.
Cukup yakini kalau dia adalah orang yang bisa kamu percaya, yang kamu nyaman berada di dekatnya, dan menimbulkan rasa ingin melindungi satu sama lain itu sudah cukup bagi Damian. Dia tidak perlu alasan lain lagi untuk mengungkapkannya.
Alis Damian nyaris menyatu dengan mata memicing guna memperjelas pandangannya, kebetulan dia nggak lagi pakai kacamata jadi pandangannya agak sedikit kabur. Namun saat ia menyadari situasi, Damian segera bangkit sebelum berlari cepat menghampiri Jena yang jatuh terduduk di atas pasir yang basah.
"Kamu nggak apa-apa? Mana yang sakit? Kasih tau aku" Damian panik karena wajah Jena kini nampak kesakitan sambil memegangi pergelangan kakinya.
"Kaki aku kayaknya keseleo deh, tadi kepleset" adunya disertai ringisan, Damian makin panik.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Boyfriend { Tsundere } ✓
FanfictionBoyfriend Series #2 "Tapi sama kakak ya?" "Apanya?" "Tidurnya" "Cari mati ya?" Start: 8 Desember 2019 End : 8 Juni 2020 Copyright ©2019 by ApriLyraa