Yang hari ini puasa, semangat yaa 😆✊
***
Hari yang ditunggu itu akhirnya tiba. Setelah kurang lebih seminggu latihan bersama Limitless Band, Jena akan kembali bernyanyi di atas panggung. Dari kecil Jena memang punya hobi bernyanyi, tapi ia tidak pernah mendalami hobinya itu. Ia juga bisa main piano, hanya sekedar bisa sih tidak sampai ke tahap jago. Hanya saja jadi pusat perhatian bukanlah kesukaan Jena.
Meskipun kebanyakan orang mengenalnya sebagai sosok yang extrovert, mudah bergaul dengan siapa saja dan cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Nyatanya Rubyjena Shafira tidak begitu.
Jena sebenarnya tipe introvert, hanya saja mencoba sebisanya untuk tidak terlalu tertutup. Jena tidak suka keramaian apalagi jadi pusat perhatian, tapi bukan berarti ia akan menghindari hal tersebut. Jena bisa memposisikan dirinya sebaik mungkin dengan orang-orang di sekitarnya, berbaur dan mengobrol akrab padahal baru kenal. Tanpa ada yang menyadari kalau Jena sebenarnya gugup, hanya saja ia mencoba menutupi semua itu.
Meski sedikit agak petakilan kadang, nyatanya Jena kerap kali merasa tidak percaya diri. Dia tidak percaya dengan kemampuan yang ia miliki, meski banyak orang yang memuji suaranya bagus atau sikap easygoing Jena yang disukai banyak orang, nyatanya ia kerap kali merasa rendah diri. Jena juga mudah down hanya karena perkataan asal orang yang kebetulan menyinggungnya.
Tapi beruntunglah Jena punya banyak orang baik yang mendukung dirinya, menyalurkan energi positif serta semangat agar Jena bisa jadi lebih percaya diri.
Dan tugas Jena adalah membayar semua itu dengan penampilannya hari ini, Jena yakin dia bisa memberikan yang terbaik dan membuat orang-orang yang sudah mendukungnya jadi bangga.
"Terimakasih"
Jena menerima satu porsi Corndog Mozarella-nya yang ia beli dari salah satu stand makanan di depan venue, disana memang sudah ada beberapa stand yang buka padahal acaranya saja dimulai pukul empat sore nanti.
Berhubung Jena merupakan salah satu pengisi acara, jadi dia datang tiga jam lebih dulu untuk gladi bersih. Sambil meng-scroll layar ponselnya yang menampilkan room chat grup Limitless band, Jena memakan corn dog-nya sambil berjalan masuk ke dalam venue. Katanya yang datang baru Jo, Naka, dan Ken saja. Sisanya masih dalam perjalanan kemari. Jadi Jena masih punya waktu buat santai-santai dulu sebelum gladi bersih.
Bagian dalam venue tempat festival musik diselenggarakan ternyata tidak kalah ramai dibanding bagian luar, panitia nampak sibuk menata dekorasi dan segala macamnya. Mereka terlihat sangat sibuk meski wajah-wajah lelah bisa Jena lihat disana, dengan keringat yang sesekali mereka seka dengan lengan baju, rasanya Jena mau memberikan apresiasi pada para panitia yang sudah bekerja keras menyiapkan acara hari ini.
Festival Musik Kampus itu selalu jadi event yang di tunggu-tunggu tiap tahunnya. Yang datang biasanyapun tidak hanya dari anak-anak kampus mereka saja, tapi dibuka untuk umum sehingga siapapun bisa datang. Band-band dari kampus lain juga turut memeriahkan acara tahunan kampus ini, tidak terkecuali bintang tamu yang juga sengaja diundang untuk menarik lebih banyak orang yang datang.
Maka tidak heran para panitia berusaha keras memberikan yang terbaik agar acara bisa berlangsung sesuai target yang diinginkan.
Mata Jena mengedar mencari keberadaan Theo, cowok itu tidak pulang semalaman karena sibuk mengurus acara. Jena khawatir abangnya itu tidak tidur tadi malam, atau juga belum sempat sarapan tadi pagi. Mengingat Theo yang beberapa hari ini makin jarang ada di rumah, atau pulang dalam keadaan sudah lelah dan mengantuk membuat Jena merasa kasihan kadang. Tapi Theo bilang dia baik-baik saja saat Jena mengirim pesan dan bertanya padanya, event ini adalah proker terakhirnya sebelum demisioner.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Boyfriend { Tsundere } ✓
FanficBoyfriend Series #2 "Tapi sama kakak ya?" "Apanya?" "Tidurnya" "Cari mati ya?" Start: 8 Desember 2019 End : 8 Juni 2020 Copyright ©2019 by ApriLyraa