42. Sesi Curhat

4.6K 573 12
                                    

Sejak pertemuannya dengan Brian di depan departemen dan berakhir makan bingsoo kala itu membuat Jena jadi makin dekat dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak pertemuannya dengan Brian di depan departemen dan berakhir makan bingsoo kala itu membuat Jena jadi makin dekat dengannya. Brian bahkan sudah dapat nomer ponsel Jena entah darimana, sehingga mereka sempat kontakan beberapa kali meski tidak sering.

Meski menyebalkan, Brian itu anaknya asik. Dia bisa membuat Jena merasa nyaman mengobrol dengannya, sesekali Brian akan melontarkan candaan atau memuji betapa tampan dirinya sendiri.
Ya, Brian being Brian.

Sejak mengantarnya ke kampus hari itu juga kali terakhir Jena bertemu Damian, akhir-akhir ini cowok itu seolah menghilang ditelan bumi. Dia tidak membalas pesan yang Jena kirim, ia juga tidak bertemu dengan Damian di departemennya. Jena jadi curiga cowok itu sengaja menghindari dirinya untuk alasan yang tidak Jena ketahui.

Tidak heran Jena sampai uring-uringan, dia jadi tidak punya tempat tujuan lagi setelah selesai ngampus. Mark juga mengaku sudah bosan melihat wajah Jena di kontrakannya, dan ia juga tidak punya alasan lagi untuk nongkrong di sekre meski Tara masih sering menghubunginya untuk main kesana. Sekedar untuk mengobrol santai dan menyambung tali silaturahmi katanya.

"Oy!"

Jena tersentak saat motor putih Naka sudah berhenti di sampingnya, cowok itu membuka helm dan sedikit mengacak rambut bagian depannya yang lepek.

"Kenapa kak?" Heran Jena, tidak biasanya cowok berambut gondrong itu menemuinya seperti ini.

"Lo sibuk nggak?"

"Sekarang?"

Naka mengangguk.

"Nggak sih, kenapa?"

"Boleh minta tolong? Kita mau bikin cover-an lagu tapi nggak ada yang bisa dimintai tolong buat ngerekam, sekalian tuh si Tara katanya kangen sama lo pengen ketemu"

Untuk kalimat terakhirnya, Jena yakin Naka hanya sekedar bergurau. Mana mungkin cowok lempeng macam Tara bisa sejujur itu sama teman-temannya.

"Yaudah deh, soalnya gue juga lagi gabut"

"Sip, naik gih!"

Naka kembali memasang helm-nya, sedangkan Jena naik ke motor besar cowok itu dengan berpegang pada bahu.

"Udah?" Tanyanya sambil menoleh sedikit ke belakang untuk memastikan Jena sudah duduk dengan benar, sebelum akhirnya melajukan motornya begitu mendapat anggukan dari Jena.

**

"Bagus ya, giliran Naka yang ajak lo langsung mau. Gue chat berulang kali ngajak nongkrong bareng lo tolak terus, dasar pilih kasih!"

Suara protes Tara adalah yang pertama kali Jena dengar begitu dirinya dan Naka masuk ke studio Limitless Band, disana membernya sudah lengkap semua. Kun tersenyum menyambutnya, sedangkan Jeffrey hanya meliriknya sekilas lalu tersenyum canggung. Sepertinya mau bagaimanapun Jena tidak akan bisa akrab dengan cowok itu.

[2] Boyfriend { Tsundere } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang