14. Pelukan

7.8K 909 9
                                    

Tadinya Jena tidak benar-benar serius saat berkata ingin pergi tidur, walau bagaimanapun dia baru saja bangun jam sepuluh tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadinya Jena tidak benar-benar serius saat berkata ingin pergi tidur, walau bagaimanapun dia baru saja bangun jam sepuluh tadi. Namun setelah menonton tiga episode Crash Landing On You di laptop Jena langsung jatuh tertidur hingga membiarkan laptopnya menyala karena lupa dimatikan.

Samar-samar suara ribut empat bocil di bawah sana mulai terdengar, membuat tidur Jena agak terusik lalu merubah posisinya jadi menyamping sambil menutup telinganya dengan bantal. Jena tersenyum puas kala suara-suara itu sudah tidak terdengar lagi.

Namun kali ini timbul masalah baru. Entah kenapa Jena merasa sedang diperhatikan sekarang, ia mencoba untuk tidak perduli tapi akhirnya malah berakhir gelisah. Tidurnya jadi tidak nyenyak, berulang kali merubah posisi tapi tetap saja tidak nyaman.

Jena mendesah kala suara anak-anak di bawah kembali terdengar saat dia menjauhkan bantal dari telinga, matanya terbuka perlahan menyesuaikan cahaya lampu kamar yang masuk ke retina mata. Dahinya mengernyit begitu samar-samar ia melihat satu sosok bertopang dagu  duduk di sisi tubuhnya, memandanginya dengan ekspresi datar yang lama-kelamaan bikin Jena melotot begitu sadar siapa sosok itu.

 Dahinya mengernyit begitu samar-samar ia melihat satu sosok bertopang dagu  duduk di sisi tubuhnya, memandanginya dengan ekspresi datar yang lama-kelamaan bikin Jena melotot begitu sadar siapa sosok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jena terlonjak dan refleks menjerit saking kagetnya sampai akhirnya berakhir jatuh ke lantai yang dingin. Sosok itu juga ikut kaget karena ulah Jena, ia memandangi Jena khawatir saat cewek itu meringis mengusap sikunya yang terbentur lantai.

"Kamu kenapa?"

"Kakak tuh yang kenapa!" Jena ngegas, tulang keringnya yang menghantam lantai masih terasa sakit.

"Loh, aku kan nggak kenapa-kenapa?" bingungnya dengan wajah tak berdosa.

"Maksudku kenapa ada di kamar aku? Kaget tau nggak!"

"Yang kaget kan kamu, bukan aku"

"Hih! Terserah deh"

Bukan Damian Evano Yasa namanya kalau sehari aja nggak bikin Rubyjena Shafira kesal.

"Yaudah berdiri, betah amat di lantai" Damian mengulurkan tangan kanannya pada Jena.

Namun baru saja Jena hendak menyambut, Damian sudah kembali menarik tangannya.

[2] Boyfriend { Tsundere } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang