15. Kecelakaan

8.5K 884 6
                                    

"Sanaan ah, jangan mepet-mepet!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sanaan ah, jangan mepet-mepet!"

"Adek kan juga mau ikutan!"

Jena mendorong kepala Jeno menjauh saat anak itu mendekatkan wajahnya ke ponsel Jena yang kini sedang mencoba menyambungkan video dengan Mami. Anak itu tetap bersikeras bahkan sampai ngegencet badan Jena yang udah mentok di pinggiran sofa.

Hari ini Jeno tidak masuk sekolah karena katanya guru-guru pada rapat, sedangkan tiga sekawannya yang tadi malam ikut menginap juga sudah pulang semua selepas sarapan tadi pagi. Namun dari bisik-bisik yang tidak sengaja Jena dengar, mereka bakal ngumpul di rumah Echan yang memang sepi karena Bunda-nya masih di luar kota. Rupanya mereka masih belum punya cukup nyali untuk pulang dengan muka lebam.

"Arjeno! Minggiran sana ih, kakak nggak bisa napas inii!"

Kali ini Jena perlu mengerahkan seluruh tenaganya buat menyingkirkan Jeno, cewek itu mendorong badan Jeno dengan kedua tangan lalu menahan lengan anak itu dengan kakinya agar tidak mencoba mendekat.

"Mamiiiii!" Seru Jena saat sambungan videonya terhubung dan menampilkan wajah cantik Maminya di layar ponsel.

"Ma--"

Kalimat Jeno terputus karena Jena sudah lebih dulu membekap mulutnya.

"Na, jangan teriak-teriak" tegur sang Mami namun masih diselingi kekehan kecil yang jujur saja Jena rindukan.

"Huu biarin. Abis Mami jahat banget nggak coba hubungin Jena, padahal​ kalian udah pergi dua mingguan. Betah banget sih di Melbourne!"

"Betah, soalnya disini enak. Nggak ada anak-anak yang ngerecokin mami"

"Tuhkan, beneran jahat Mami mahhh"

Mami tertawa dengan rambut panjangnya yang tergerai disapu angin, kalau dilihat dari view-nya sepertinya Mami sedang berada di balkon hotel. Jena bahkan bisa melihat permandangan kota Melbourne dari layar ponselnya.

"Kalian gimana disana? Sehat-sehat aja kan?"

Jena mengangguk semangat. "Sehat kok mi, tenang aja. Mami kapan pulang? Jena udah kangen"

"Beneran kangen apa udah nggak sabar nunggu oleh-oleh?"

"Nah, kalau itu juga salah satunya"

"Dasar!" Mami terkekeh lagi, cantik sekali. Kadang Jena iri kenapa Maminya masih bisa terlihat secantik dan semuda itu di umurnya yang udah kepala empat. "Tadinya Mami sama Papi berencana pulang besok, tapi kita urungin niat soalnya mau mampir ke Sydney dulu buat nengokin Oma sama Juna"

[2] Boyfriend { Tsundere } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang