Hari ini Mark udah dibolehin buat pulang setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit. Meski begitu, dokter tetap menyarankan dia untuk cek kondisi kakinya paling tidak seminggu sekali.
Semua barang-barangnya sudah dipindahin ke dalam tas, tidak banyak sih hanya beberapa pakaian ganti dan juga baju-baju kotor. Karena semua keperluan pribadinya selama disini sudah ditanggung sama anak SMA yang menabraknya kala itu.
Tentu saja bukan Mark yang minta, dia bahkan sudah mencoba untuk menolak dengan alasan tidak enak terlebih biaya rumah sakit dia juga ditanggung. Namun cewek bernama Vely itu tetap memaksa, seolah uang yang ia keluarkan untuk Mark sama sekali tidak ada artinya.
Mudah bagi Mark menebak kalau Vely adalah anak orang kaya, setidaknya dia selalu didampingi oleh salah satu orang berpakaian hitam tiap kali menjenguk Mark. Ia mengenakan mobil Audi harga milyaran rupiah saat menyerempet dirinya, pakaiannya juga selalu bermerk dengan ponsel keluaran terbaru yang Mark tau pasti harganya tidak murah.
Mark udah kayak bumi langit banget kalau dibandingin sama Vely.
Sudah empat kali ini Mark mengecek jam di tangannya, sudah lewat dari jam tiga sore tapi Jena belum datang juga. Cewek itu yang menawarkan diri untuk menjemput Mark dan mengantarnya pulang, tapi sampai sekarang batang hidungnya belum juga kelihatan.
Mark tau pasti kebiasaan Jena yang nggak pernah on time, dari dulu memang selalu gitu nggak pernah berubah. Jadi Mark memilih untuk rebahan lagi di ranjang sambil main ponsel selagi menunggu Jena datang.
Kurang lebih dua puluh menit kemudian ponsel Mark bergetar disusul dengan satu nama yang muncul di layar.
"Dimana?" tanyanya tanpa basa basi.
"Gue udah di basement, lo masih disana kan?"
"Hm, buruan udah mau jam empat nih"
"Iye, sabar napa"
Jena memutus sambungan telpon itu lebih dulu, Mark mendengus lalu meletakkan ponselnya di saku celana. Sebelah tangannya menggapai kruk yang sengaja disandarkan di sisi ranjang, dengan gerakan super hati-hati ia menurunkan kaki kanannya yang terbungkus perban lebih dulu sebelum kaki yang satunya lagi.
Jarak antara basement dan lantai dasar tidak seberapa jauh, disana juga ada lift-nya jadi seharusnya Jena sudah sampai di kamarnya selambat-lambatnya lima menit kemudian.
Mark mengambil apel merah juga beberapa buah-buahan lainnya yang masih tersisa di atas nakas lalu memasukkannya ke dalam tas, lagipula sayang kan kalau tidak dimakan. Vely baru membelikannya tadi pagi sekalian pamitan dan permintaan maaf karena cewek itu tidak bisa mengantarnya pulang karena masih ada les sampai malam.
Awalnya Mark bahkan ditawari untuk dijemput oleh salah satu orang suruhan Vely yang langsung ia tolak begitu saja, Mark hanya tidak ingin merepotkan cewek itu lebih banyak lagi. Vely sudah memberikan lebih dari apa yang seharusnya, Mark tidak mau memiliki hutang budi meskipun disini Vely hanya sekedar bertanggung jawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Boyfriend { Tsundere } ✓
FanfictionBoyfriend Series #2 "Tapi sama kakak ya?" "Apanya?" "Tidurnya" "Cari mati ya?" Start: 8 Desember 2019 End : 8 Juni 2020 Copyright ©2019 by ApriLyraa