25. Night Kisses

8.7K 797 11
                                    

"Makanya kalau aku bilang istirahat tuh ya istirahat! nggak usah ngeyel segala bilang tinggal dikit lagi tapi ujung-ujungnya malah nggak tidur semalaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Makanya kalau aku bilang istirahat tuh ya istirahat! nggak usah ngeyel segala bilang tinggal dikit lagi tapi ujung-ujungnya malah nggak tidur semalaman. Ambis boleh tapi liat kondisi juga dong, aku tau kedokteran tuh nggak mudah dan mengharuskan kakak buat belajar terus. Tapi kakak pasti tau kan kalau memforsir tenaga sendiri tuh juga nggak baik? Liat kan sekarang jadi sakit!"

"Udah ngomelnya?"

"Belum!"

Damian mendengus karena harus kembali mendengar ceramah panjang Jena yang seolah tidak ada habisnya, Damian yang dengar saja sudah lelah dan telinganya juga terasa panas sejak dua puluh menit yang lalu Jena datang ke rumahnya.

Cewek itu panik dan dengan brutal menekan bel hingga membuat Damian yang semula tidur terpaksa harus bangun untuk membukakan pintu karena kebetulan di rumah hanya ada dia sendiri, Bundanya sedang pergi untuk menengok sang Kakak di belahan benua lain sejak dua hari yang lalu.

Jadi mau tidak mau Damian yang sudah sejak pagi merasa tidak enak badan itu harus turun menyambut Jena yang langsung melontarkan banyak pertanyaan sarat kekhawatiran sebelum menarik tangannya ke kamar.

Jena menyuruhnya untuk tiduran setelah mengecek suhu tubuh Damian yang cukup tinggi, lalu mengompres dahinya pakai handuk dengan telaten sebelum berakhir dengan omelan panjang yang sampai sekarang masih bisa Damian dengar.

"--- kakak nggak akan jadi bego hanya karena nggak belajar sehari, pokoknya kalau aku suruh istirahat harus nurut ya nggak mau tau!"

"Jen--"

"Coba aku tanya kakak udah nggak tidur berapa hari?"

"Jen--"

"Jawab kak!"

Helaan napas lelah keluar dari sela bibir Damian. "Tiga hari"

"Tuhkan! Berarti tadi malam pas aku ngechat kakak nyuruh tidur tuh kakak nggak tidur ya? Padahal kakak udah janji katanya cuma sampe jam dua belas aja!"

Jena sudah hampir lanjut bicara saat Damian membekap mulutnya dengan tangan.

"Udah ya, please stop. Kepala aku mau pecah rasanya denger kamu ngomel terus"

"Ya tapikan--"

"Kalau kamu cuma mau ngomel-ngomel mending pulang aja deh sana, berisik tau nggak"

Jena menepis tangan panas Damian dari mulutnya. "KOK AKU JADI DIUSIR GINI?!"

"Kamu itu berisik. Dimana-mana kalau orang sakit tuh butuh ketenangan, kalau kamu ngoceh terus malah bikin kepala aku tambah pusing"

Jena cemberut namun sadar bahwa apa yang dikatakan Damian memang benar.

"Iya udah maaf, aku kan khawatir"

"Khawatir boleh, berlebihan jangan. Kayak nggak pernah liat orang demam aja" Damian menurunkan selimut yang semula sampai ke leher jadi sebatas perut saat dirasa terlalu panas.

[2] Boyfriend { Tsundere } ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang