Jena sudah merasa sedikit lebih baik pagi ini, meski hidungnya nampak tidak nyaman karena tersumbat serta sakit tenggorokan dan kepalanya masih terasa pusing, setidaknya suhu tubuhnya sudah turun jika dibandingkan tadi malam.
Terimakasih banyak pada Marciano Dayasagar yang sudah mau direpotkan untuk merawat Jena. Dan sebagai ucapan terima kasih itu, Jena yang bangun lebih dulu tadi pagi memutuskan untuk memasak sarapan pagi ini.
Berhubung hari ini weekend, jadi baik Jena maupun Mark tidak ada perkuliahan. Hal yang patut Jena syukuri karena dia memang sudah berencana untuk istirahat seharian ini di kamarnya nanti.
Jena sedang memindahkan sup ayam jagung buatannya ke dalam mangkok besar dari panci saat Mark datang dengan muka bantal sambil mengusak rambutnya yang acak-acakan, cowok itu duduk di meja makan menghadap Jena yang berdiri memunggunginya.
"Kok nggak bangunin gue?" Tanya Mark sambil menutup mulutnya saat ingin menguap.
"Sengaja, nggak tega bangunin lo"
"Udah enakan?"
Jena meletakkan mangkuk berisi sup panas tersebut ke atas meja makan, asapnya masih mengepul menguarkan aroma nikmat yang bikin Mark lapar seketika.
"Masih agak sedikit pusing sih, tapi udah mendingan" sahut Jena sambil mengambil dua piring, dua gelas, serta dua sendok dari tempatnya ke atas meja.
Jena membantu mencentongkan nasi ke piring Mark, sedangkan cowok itu hanya memandanginya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Segini cukup?" Tanyanya mengarah pada piring dengan nasi di atasnya yang masih panas.Mark berdehem sebagai respon dan membiarkan Jena meletakkan piring tersebut di depannya.
"Kayaknya abis nih lo harus belanja deh Mark, gue liat di kulkas sama lemari lo persediaan makanan udah hampir abis"
Cowok itu hanya mengangguk, matanya tidak lepas dari Jena yang sedang mencentongkan nasi ke piringnya sendiri. Namun lama kelamaan Jena yang sadar sedang diperhatikan risih juga.
"Kenapa sih?"
"Nggak, nggak apa-apa"
"Nggak apa-apa apanya daritadi ngeliatin gue mulu"
"Emangnya nggak boleh?"
"Nggak boleh! Gue salting tau diliatin gitu"
Mark terkekeh melihat ekspresi kesal Jena saat ini. "Gue cuma ngerasa lucu aja"
"Apanya yang lucu?" Jena mengerutkan dahi.
"Lo tau? Ngeliat lo masak pagi-pagi gini terus ngambilin nasi buat gue berasa kayak istri yang lagi ngelayanin suami"
"APAAN!" Jena langsung protes, centong sayur yang lagi dia pegang nyaris melayang ke kepala Mark andai saja cowok itu tidak sigap menahan pergelangan tangan Jena. "Ish!" decaknya menarik paksa tangannya dari cekalan Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Boyfriend { Tsundere } ✓
Fiksi PenggemarBoyfriend Series #2 "Tapi sama kakak ya?" "Apanya?" "Tidurnya" "Cari mati ya?" Start: 8 Desember 2019 End : 8 Juni 2020 Copyright ©2019 by ApriLyraa