12. Memohon

176 42 2
                                    

Ikhlas dari hati, ketika membantu
sesama sekalipun tidak akan terpikir olehnya untuk mengharap pamrih.

-Allah Has A Plan-
By raynnn_

🍁

Suasana rumah sakit begitu hening, hanya terdengar suara komputer pendeteksi jantung. Sudah 3 jam Zea berbaring di ruangan khusus. Hanya ada Zea, dokter Reynold dan suster yang memantau. Darah terus mengalir dari selang yang berada di sela lengan Zea.

3 jam sebelumnya..

"Saya pulang duluan ya tan, saya ada urusan maaf tidak bisa lama," ucap Zea berpamitan kepada Hanin.

"Saya juga Tan." Iring Nafis.

Hanin mengecup kening Zea, mengelus eluz tangannya sebentar. "Yasudah, kalian hati hati. "

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Zea dan Nafis keluar dari kamar rawat Hasbi, di luar terlihat Azi dan Zidan yang tengah duduk sembari sibuk dengan ponselnya masing masing.

"Saya sama Nafis duluan, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam." Balas Azi. menoleh terkecuali Zidan.

Zea tersenyum ia maklum kenapa Zidan tak menoleh, pasal kejadian waktu itu mungkin ia tak suka pada Zea karna salah paham, biar Allah yang membalikkan hatinya nanti.

"Kamu duluan aja Naf pulangnya," jelas Zea setelah sampai pintu utama rumah sakit.

"Cie mau ketemu siapa hayoo..." goda Nafis.

Zea hanya terdiam tanpa membalas apapun.

"Yaudah, Assalamu'alaikum neng Zea!"

Nafis melangkah ke tempat pemberhentian bus, kebetulan rumah sakit searah dengan arah jalan pulang rumahnya. Setelah pasti Nafis pergi, Zea bergumam. "Ketemu dokter."

Allah Has A Plan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang