Jika tujuan manusia diciptakan untuk beribadah, maka jadikanlah sakitmu sebagai ibadah untuk mendapatkan keridha-annya.
-Allah Has A Plan-
by Raynnn_🍁
Tertampak ekspresi bahagia di wajah Hasbi, ia begitu tidak menyangka acara ta'arufnya tadi akan begitu lancar. Dua jam lebih mereka berbicancang, tertawa, makan bersama tetapi bukan lelah yang dirasakan Hasbi saat pulang, ia terus membuat lengkungan senyum di bibirnya. Saat kakinya tadi melangkah keluar dari rumah Zea, hingga kini ada di mobil ia terus seperti itu. Harumi selaku adiknya khawatir, bukan? Masa bentar lagi ia akan lamaran tapi udah gila duluan. Kan tidak epik.
"Kak, Lo dah gesrek, ya?" tanya Harumi di sebelahnya.
"Iya nih, Hasbi dari tadi senyum terus." lanjut Hanin melihat wajah Hasbi dari pantulan cermin mobil. Harumi menggeleng kepala, Hasbi sama sekali tak menjawab. "Ck!" Ia menendang lutut milik kakaknya tersebut. Saat ditendang, Hasbi tersadar sembari menyebut nama "Zea" reflek.
"Zea." respon hasbi yang tak terduga membuat seluruh makhluk yang ada di mobil saat ini tercengang.
"Cieeeeee!" tambah Harumi sembari tertawa.
"Apa sih lo! Main nendang kaki seenak jidat gitu, gak sopan njir!"
"Bahasa...." kata Giffari yang tengah menyetir.
"Sorry pah, ini nih anak perempuan papah gak ada sopan sopannya, adik durhaka!"
"Lah lah lah, salah Lo sendiri ngelamun sambil senyum sendiri di panggil gak dijawab lagi, Lo sedeng (gila), ya?" tuduh Harumi dengan wajah curiga.
"Gak lah, terserah gue mau ngelamun, senyum senyum sendiri kek, jungkir balik sekalipun, yaa itu urusan gue."
"Udah udah hey!" lerai Hanin.
Hasbi memalingkan wajah ke kaca, sama halnya seperti Hasbi Harumi pun melakukan itu. "Awas, ngelamun lagi nanti gila beneran." ejek Harumi.
"Awas aja Lo."
"Awas apa?"
"Ya, awas aja."
"Dih."
"Gue ngancem, Lo harusnya takut Mi."
"Ngapain takut sama lo kak."
"TERUS TERUS." Hasbi dan Harumi terdiam saat Giffari mulai menegur. Jangan sampai Ayahnya ini mengeluarkan jurus bapak bapak mengancam uang jajan dipotong, itu pasti akan menjadi akhir dunia.
"Maaf Pah."
"Harumi juga minta maaf."
Setelah kejadian itu semua terdiam di mobil, hanya ada suara musik dari radio yang terdengar.
"Minta minum Bun." pinta Hasbi pada Hanin kemudian Hanin memberinya sebotol air mineral.
"Khem, khem." Hasbi berdekhem kemudian minum. Tenggorokannya entah kenapa tiba tiba gatal. Kepalanya juga sedikit pusing. Apa karena efek terlalu gembira? Hasbi berhenti minum ia berikan kembali kepada Hanin. Sesekali Hasbi memejamkan mata siapa tahu pusingnya sedikit menghilang. "Uhuk, uhukkk." Hasbi terbatuk.
"Ati ati makanya kalau minum, jadi keselek." tegur Hanin.
Semua berjalan sama, Hanin dan Harumi yang diam, Giffari yang masih menyetir, dan Hasbi yang memejamkan mata dan sesekali terbatuk. Hingga akhirnya mereka sampai di rumah. Hasbi turun dari mobil dengan badan lunglai, matanya terus berkedip, dan terus batuk yang semakin menyakiti tenggorokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah Has A Plan [END]
RandomHasbi Nauzan Giffari, lelaki tampan asal Jakarta yang terpaksa pindah sekolah ke Bandung mengikuti jejak kedua orangtuanya. Walaupun terpaksa, hari demi hari Hasbi bisa melewatinya tanpa ada kata mengeluh. Banyak sekali kaum hawa yang mengagumi ket...