Tak ada kata terlambat tuk berubah,
masa lalu hanyalah pendewasaan diri.
Hidupmu tak ditentukan oleh orang lain,
tapi kamu!-Allah Has A Plan-
by Raynnn_🍁
Setelah melihat kepergian Harumi menemui Zea. Hasbi menggaruk garuk pelipisnya, ia bingung. Untuk apa Harumi kesini? Kakaknya kan dia, bukan Zea. Kenapa ia malah menemui Zea. Ah Hasbi, coba berfikir jauh. Ahh mungkin ini usaha Harumi untuk ngedeketin gue sama Zea, ahay! batin Hasbi, girang.
Sepuluh menit berlalu dari kedatangan Harumi tadi, dan adzan ashar sudah berkumandang. Hasbi bersama kedua sahabatnya tersebut masih sibuk, memasukkan bola basket ke ring. Sebenarnya, Zidan dan Azi sudah meminta untuk pulang terlebih dahulu, hanya saja Hasbi melarang. Dengan alasan, ia bosan jika di rumah. Kenyataan, ia ingin menunggu Zea pulang lebih dahulu. Dan, oh ya! Harumi belum terlihat sejak dari tadi ia datang.
"Gue mau bareng sama adek gue, dia belum kelihatan dari tadi. Tunggu bentar lage!"
"Gile si Hasbi, mau liat kita gosong apa? Kelamaan kena sinar matahari!" bisik Azi pada Zidan yang tengah terdampar lelah di tengah lapangan.
"Gosong? Lo kan emang udah gosong." ledek Zidan dengan tangan yang menutupi mata dari teriknya matahari.
"Eksotis woy!" jawab Azi sembari mengikuti gaya Zidan.
Memang matahari di sore kali ini sangatlah terik. Panasnya sekitar 32 derajat Celcius. Inilah kota Bandung sekarang! Semakin banyaknya orang kaya yang berlomba lomba untuk memperbanyak kendaraan, membangun rumah mewah, gedung yang tinggi, di atas lahan hutan yang sudah di gunduli. Akibatnya, kemacetan di setiap jalan, berkurangnya oksigen, udara menjadi kotor. Bukan hanya mereka yang kaya, yang merasakan efek tersebut, rakyat menengah bawah yang tak melakukan apapun akan ikut merasakan. Terkena penyakit sesak nafas, dan yang lainnya. Bukan hanya Bandung, seluruh dunia pun merasakannya, kan?
Setelah author puas menjelaskan sedikit tentang betapa krisis nya bumi. Mari kita lanjut ke cerita.
Tak lama dari percakapan Zidan dan azi. Zea dan Harumi turun dari tangga, lalu melewati lapangan dengan gamis yang sudah melekat di tubuh mereka. Hasbi yang sedari tadi bermain basket, menyadari hal itu. Ia bergegas berlari mendekati mereka.
"Si Hasbi mau kemana?" tanya Azi yang menyadari kepergian Hasbi.
"Sabodo(gak peduli)." Jawab Zidan tak acuh.
"WOY!" Teriak Hasbi pada mereka, Zea dan Harumi.
Zea dan Harumi melirik bersamaan.
"Maa--u kem--mana?" tanya Hasbi dengan nafas tersengal.
"Kajian!"
Ehhh! Kok gue lupa sih!? batin hasbi yang baru ingat dengan itu.
"Eh--ee."
KAMU SEDANG MEMBACA
Allah Has A Plan [END]
RandomHasbi Nauzan Giffari, lelaki tampan asal Jakarta yang terpaksa pindah sekolah ke Bandung mengikuti jejak kedua orangtuanya. Walaupun terpaksa, hari demi hari Hasbi bisa melewatinya tanpa ada kata mengeluh. Banyak sekali kaum hawa yang mengagumi ket...