30. Terharu

130 20 1
                                    

Aku minta izin tuk pakai namamu di sepertiga malam ya.
-Zea Adira Adzkiya-

-Allah Has A Plan-
By Raynnn_

🍁

Sekarang Hasbi sedang berjalan menuju UKS, entah apa yang ia pikirkan tapi ia hanya ingin melihat Zea, itu saja. Saat berjalan di lorong, Akmal meneriaki Hasbi.

"HASBI," Hasbi menoleh.

"Mau kemana lo?" Hasbi tak berkata apapun, ia hanya menunjuk ke arah pojok lorong.

Akmal mengangguk, "UKS, kan? Bareng."

Hasbi jalan terlebih dahulu, dan diikuti oleh Akmal yang menyamai langkah Hasbi. Lima belas detik mereka berjalan, akhirnya mereka pun sampai di depan pintu UKS. Hasbi hanya berdiri tak membuka pintu ataupun mengetuk pintu sama sekali, karena itu Akmal yang mengetuk. Setelah ketukan kedua, suara wanita sedikit tegas bergema dari dalam.

"Saha eta?(siapa itu)"

"Gue, Akmal sama..."

Saat tau Akmal hendak menyebut nama Hasbi, ia segera mencekam erat pergelengan Akmal. Akmal menoleh kearahnya, di saat itu Hasbi langsung menggelengkan kepalanya.

"Kenapa??" bisik Akmal.

"Akmal sareng Saha!?(Akmal sama siapa)"

Hasbi semakin mencekam erat lengan Akmal, seketika Akmal susah menelan salivannya.

"Akmal sama Rani." jawab Akmal cepat.

"Ohh, masuk!"

Akmal masuk, dan Hasbi hanya menunggu di depan.

"Mana si Rani?" tanya Silla yang sedari tadi menanggapi Akmal.

"Anu, itu, ka cai heula,(ke kamar mandi dulu)" jawab Akmal gugup.

"Emmm, itu Zea dah mendingan?" tanyanya mengalihkan.

"Alhamdulillah, cuman kecapean kok." jawab zea yang tengah berbaring di ranjang.

Sedang mereka berbicara di dalam, Hasbi mengintip sedikit dari balik pintu yang tak tertutup rapat. Melihat keadaan Zea membaik, Hasbi bersyukur. Jujur, sekarang ia tengah menahan bibirnya agar tak membentuk senyuman sekecil apapun. Walaupun ia ingin melihat Zea sedikit lebih lama lagi, ia memutuskan pergi menyusul Azi dan Zidan, takut ketahuan pikirnya.

•••

11.52 a.m.

Empat menit dari sekarang akan memasuki waktu dzuhur. Zea beserta Silla dan Nafis pergi berwudhu.

Tampak setelah beres berwudhu, orang orang di sekitar sekolah berjalan santai memasuki mushola yang tidak terlalu besar itu.

Keadaan Zea sudah membaik, rasa segar setelah berwudhu nampak di wajah mulusnya.

Adzan berkumandang, Zea juga Silla dan Nafis sesegera mungkin melangkah menuju mushola. Saat melewati kantin, sorot mata Zea menuju pada Abel dan teman-temannya yang memang sedang duduk di kantin sembari menyetel lagu dengan suara yang bisa dibilang cukup keras.

Astagfirullah... Apa Abel tidak tahu cara menghormati dan menghargai antar penganut agama?

Dia pura-pura bodoh, atau memang sengaja sih? Zea tak diam, dia melangkah menuju dimana Abel berada.

" Maaf Bel, kamu bisa gak matiin dulu lagunya? Sekarang lagi adzan"

Abel menoleh, "Heh! Siapa lo ngatur-ngatur gue?!"

Allah Has A Plan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang