Mari mulai dengan klik tanda ☆ di pojok kiri.
Ingatkan jika ada typo.
Happy reading❤
****Arfa kembali ke sekolah. Ia lupa kalau laptopnya tertinggal di ruang guru. Setelah pulang tadi, Arfa berniat untuk mengerjakan tugas kampusnya. Namun ia baru sadar kalau laptopnya tertinggal.
Di sini lah ia sekarang. Ia berjalan menyusuri koridor menuju ruang guru. Sepi sekali. Karena para murid sedang belajar dan ini jam pelajaran terkahir. Mungkin 15 menit lagi bel akan berbunyi tanda pulang.
Arfa sampai di ruang guru. Ia pergi ke mejanya, dan benar ada laptopnya di situ. Arfa mengambilnya setelah itu berbalik hendak pulang.
"Eh Pak," sapa Arfa saat melihat pak Herlambang di pintu.
"Arfa, kenapa balik lagi?" tanya pak Herlambang sambil berjalan mendekat.
"Ini laptopnya ketinggalan," ucap Arfa.
"Oalah kamu ceroboh, sih!" kata pak Herlambang.
Arfa cengengesan. "Hehe, iya."
"Yasudah, saya mau ke meja saya. Hati-hati di jalan," Pak Herlambang menepuk pundak Arfa, setelah itu berjalan ke mejanya.
Arfa mengangguk membalasnya. Setelah itu melangkah keluar.
Seperti dugaannya, bel akan berbunyi dalam waktu 15 menit. Para murid terlihat tergesa-gesa untuk pulang, karena cuaca kini sedang mendung. Mungkin sebentar lagi hujan akan turun.
Arfa pun mempercepat langkahnya menuju mobilnya. Sesampainya ia di tempat mobilnya terparkir, Arfa tidak langsung masuk. Di samping mobilnya itu ada 2 orang yang sedang berdebat.
"Nov, plis pinjem motornya," pinta Nino.
Inov bersedekap dada. "Gak, gak, gak! Lo juga kenapa gak bawa motor?" tanyanya.
"Ini karena lo!" ujar Nino.
"Lah, kok, gue?" tanya Inov.
"Lo yang memperlambat jam. Gue sam Nico jadi telat. Karena motor gue harus dicelah dulu, nanti kelamaan. Alhasil gue ikut Nico," jelas Nino.
"Gak seberapa sama gue woy!" Inov membalikkan.
"Nov, ayolah! Bentar lagi acaranya udah mulai. Lo mau gue dimarahin temen-temen gue?" ucap Nino memelas.
"Mau!"
"Adik ban*sat!" umpat Nino.
"Lo ngomong apa, hah?!" marah Inov.
"Plis, Nov. Lakuin kebaikan dalam hidup lo untuk gue,"
Inov menengadah melihat langit yang menghitam. Hujan pasti akan turun. Inov kembali menatap kakaknya itu. Ada rasa kasihan terbesit di hatinya. Tapi bagaimana dia pulang? Hp-nya lowbat dan Nino tidak punya aplikasi ojek online.
"Gue pulangnya gimana?" tanya Inov.
"Ya...ya lo-- EH KA ARFA!" Nino bertetiak ketika melihat Arfa berada di belakang Inov.
Inov menoleh pada Arfa. Diam. Apa maksud Nino?
"Kenapa, No?" tanya Arfa sambil mendekat, dan sekarang sejajar dengan Inov.
"Ka, Inov mau nebeng," ucap Nino.
Inov memberi tatapan tajam pada Nino. "APAAN SIH? NGGAK!" protes Inov.
"Daripada lo gak pulang?"
"Ya tapi gak sama dia juga!" kata Inov.
"Udah gak usah nolak." ucap Nino. "Pak, saya titip dia, ya. Saya soalnya ada kerja kelompok. Saya duluan ya, assalamualaikum!"
KAMU SEDANG MEMBACA
GHEINOVA
Fiksi Remaja(START WITH FOLLOW!) Gheinova, panggil saja Inov. Gadis yang orang-orang tidak boleh memanggil namanya dengan asal karena traumatic yang dimilikinya. Dia juga menjabat sebagai ketua perkumpulan bernama Arogha. Dia berbeda dari gadis yang lain. Kisah...