GHEINOVA #16

148 20 10
                                    

Happy reading♡

****

Baru saja keluar dari ruang guru, langkahnya terhenti karena sebuah notif masuk pada ponselnya ia simpan di saku celana. Arfa merogoh saku celananya, mengambil benda pipih berwarna hitam itu dan menatap layarnya.

_____

Inov:'

Kata mama balikin kotak makannya.
_____


Segaris senyuman terbit setelah Arfa membaca pesan dari Inov. Ini sungguhan? Atau hanya akal-akalan Inov agar bisa chattingan dengannya?

Arfa
Kayaknya ilang deh, Nov:/

send

Tanpa menunggu balasan Inov, Arfa kembali memasukkan ponsel pada sakunya. Lalu ia melangkah menuju parkiran.

Sesampainya di parkiran, Arfa masuk ke mobilnya. Kemudian melaju meninggalkan sekolah.

Lajunya memelan saat ia melihat 3 orang tengah berjalan menyusuri trotoar. Sangat familiar di mata Arfa saat melihat dari belakang. Arfa mengerem mobilnya ketika sejajar dengan 3 orang tersebut. Ia menurunkan kaca mobil dan membuka suara, "TIGHE!"

3 orang tersebut berhenti dan menoleh pada Arfa yang kini keluar dari mobil dan melangkah ke arah mereka. Satu orang diantaranya tersenyum bahagia, bak mendapat keajaiban.

"Hai, Kak Arfa! Aduh, kebetulan banget, nih, padahal gak usah repot-repot, loh." Nino basa-basi pada Arfa.

"Duh, cungurnya!" sindir Inov.

Tiga orang itu adalah Inov, Nino, dan Nico.

Arfa terkekeh pelan melihat tingkah mereka. Setelah itu menatap ketiganya. "Kalian jalan kaki?" tanyanya.

"Tadinya naik sepatu roda. Tapi tadi bocor kena paku," ucap Nino asal.

"Duuh, kasian, ya." kata Arfa pura-pura prihatin.

"Bego semua ni orang," ucap Inov malas.

"Bareng aja, yuk!" ajak Arfa, mengabaikan Inov.

"AYO! AYO!" ujar Nino antusias.

"Kalian?" Arfa menoleh pada Inov dan Nico yang tidak menanggapi ajakannya.

Inov melirik Nico, begitu pula sebaliknya. Nico mengedikkan bahunya, terserah. Kemudian Inov beralih menatap Nino yang sudah memasang ekspresi melasnya. Jijik. Satu kata untuk Nino.

Inov menghembuskan nafasnya sedikit kasar. "Oke."

Setelah itu mereka masuk ke mobil Arfa. Inov terpaksa duduk di depan, karena Nino yang tidak mau mengalah dengannya duduk di belakang. Ia juga tidak ingin Arfa seperti supir mereka.

Kemudian Arfa melajukan mobilnya setelah memakai sabuk pengaman. Beberapa saat hening memeluk mereka, namun berhasil dipecahkan oleh Nino. "Gue gak ngerti ... gue gak paham. Kenapa pada diem semua? Mendadak bisu kalian?" cerocosnya.

GHEINOVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang