Kalian boleh memaki sepuasnya di chapter ini hehe👍
Happy reading 🍓
****
Arfa membuka bagasi mobilnya hingga memperlihatkan isinya. Ada kata-kata yang sudah Arfa rangkai dan pasang. Sehingga saat membukanya, kata-kata tersebut pasti menjadi objek utama yang terlihat.
Semua sudah Arfa siapkan. Tapi ucapan papanya tadi mengancurkan kesiapan Arfa. Seolah berpencar setelah Arfa berusaha mengumpulkannya.
"Gue harus gimana?"
****
Inov dan Dokter Irfan melangkah masuk ke rumah. Mereka sudah sampai di kediaman Inov dan keluarga. Dan kali ini mereka tengah berkumpul di ruang tamu.
Kedatangan Inov dan Dokter Irfan disambut hangat oleh kedua orang tua Inov, kedua kakaknya, tante, dan mama-papa dari papanya.
"Hai semua! Udah pada kumpul bae nih?" sapa Inov sambil menyalami para orang tuanya. Disusul Dokter Irfan.
Setelah itu mereka duduk di sofa. Kini terlihat seperti keluarga besar yang berkumpul.
"Makasih Irfan, udah bantu Inov," ucap Ghersalㅡpapa Inov.
"Sama-sama, Om." balas Dokter Irfan seraya tersenyum manis, memperlihatkan lesung di kedua pipinya.
"Duh! Manis banget kamu, Fan!" puji Gesyaㅡmama Inovㅡpada Dokter Irfan.
"A-ah! Tante bisa aja," ucap Dokter Irfan malu-malu.
"Sama-sama punya lesung, kayaknya kita jodoh, Fan?" ujar Gesya. Membuat kekehan terdengar di ruangan tersebut.
Sementara itu Ghersal mendelik pada Gesya. "Bu, maaf. Jodohmu di sini," kata Ghersal datar.
"Kamu baperan! Kan cuma bercanda," ucap Gesya pada Ghersal.
"Ish! Kalian ini, gak malu apa diliatin yang muda?" ujar kakek Vyko.
"Papa 'kan gak punya malu, Kek," ceplos Nino, membuatnya mendapat delikan tajam dari sang papa.
"Kayak kamu berarti." tambah Gesya.
"Astaghfirullahaladzim, Mama ini berdosa banget, nistain anaknya sendiri." ucap Nino dramatis.
Gesya mengabaikan Nino. Ia mempersilahkan Dokter Irfan untuk meminum minuman yang sudah dihidangkan. "Irfan, silahkan minum!"
"Iya, Tan." Dokter Irfan meraih cangkir berisi teh hangat, kemudian meminumnya.
"Kita udah kenal cukup lama, tapi saya belum tahu berapa umurmu, Fan. Umur kamu berapa?" tanya Ghersal.
Selesai minum teh, Dokter Irfan menatap Ghersal. "23 Om,"
"Oh ... Kamu berapa bersaudara?"
"Saya anak tunggal."
"Tinggal di sini dari lama apa baru?"
"Baru, Om. Saya tadinya di Jakarta,"
"Di sini sama siapa?"
"Sendiri, tapi kadang sama sepupu yang suka nginep."
"Papa sama mama kamu di Jakarta?" tanya Gesya.
"Iya, Tan."
"Dok, kenapa milih jadi dokter?" tanya Nino.
Dokter Irfan terkekeh. "Tadinya mikir gini, pengen kerja di tempat yang deket aja. Di Rumah Sakit punya papa. Eh, tapi ditugasin ke sini," jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHEINOVA
Teen Fiction(START WITH FOLLOW!) Gheinova, panggil saja Inov. Gadis yang orang-orang tidak boleh memanggil namanya dengan asal karena traumatic yang dimilikinya. Dia juga menjabat sebagai ketua perkumpulan bernama Arogha. Dia berbeda dari gadis yang lain. Kisah...