Awali dengan Bismillah dan klik tanda ☆ di pojok bawah.
Ingatkan jika ada typo
Happy reading♡
****
Hari Minggu, pukul 05.30
Inov terpaksa tidak melanjutkan tidurnya usai sholat subuh--1 jam yang lalu. Nino dan Nico menyuruhnya agar menunggu waktu untuk lari pagi. Inov sudah menolak berkali-kali, namun kedua kakaknya itu melakukan beberapa cara agar Inov tidak bisa tidur.
Dan kini, mereka bertiga tengah berjalan menyusuri jalanan komplek. Inov berjalan lunglai karena memang ia tak berniat dengan kegiatan jogging. Sedangkan Nico berjalan santai dengan aura so cool. Terkahir, Nino, jangan tanya lagi. Ia berjalan seperti orang gila, kadang jalan mundur, terlalu semangat, semua yang ia lihat ia sapa. Sukses membuat Nico dan Inov malu.
"Dua, tiga
Empat, lima
Alafyu, Mang!" pantun Nino pada bapak-bapak yang sedang minum kopi di warung. Bapak itu hanya terkekeh pelan."Najis homo!" ucap Nico dan Inov serentak.
"Iri bilang bos!" ucap Nino.
"Homo aja diiriin, go*lok!" umpat Nico.
"Eh, iya ya?" Nino berlagak so mikir. "Eh tapi gue normal, ya. Gak homo, kok. Amit-amit, dah." Nino mengetuk-ngetuk kepalanya setelah itu membuangnya di udara. Seperti membuang kesialan.
Saat itu Nico dan Inov berlari meninggalkannya. Nino mengelus dadanya dan berkata, "Ampun dan hidup gue, selalu aja ditinggalin."
****
Setelah berjogging kurang lebih 30 menit, Inov, Nico dan Nino sampai di sebuah tempat untuk beristirahat. Tempatnya luas. Ada berbagai macam jajanan yang dijual, odong-odong, dan taman.
Mereka yang baru sampai kini menatap banyak orang yang berlalu lalang di tempat tersebut. Inov sedikit dibuat terkejut. Padahal ini bukan kali pertamanya ia datang, ia sudah 2 kali datang. Mungkin saat itu tidak terlalu banyak orang, dan sekarang mungkin bisa dikategorikan banyak.
"Hai kak Gege," sapa seorang anak lelaki dari arah samping.
Inov menoleh. Dia mengangguk dan tersenyum kecil sebagai balasan.
Anak lelaki itu terlihat salting ketika mendapat balasan dari Inov. Dan yang sukses membuat terkejut adalah, anak itu meminta foto bersama dengan malu-malu.
"Ka--kak, boleh minta foto, gak?" tanyanya gugup.
Inov mengernyit menganggapinya. Ia menoleh pada Nico, dan dibalas angkatan bahu olehnya. Setelah itu menatap Nino, ternyata ia sedang menatap Inov dengan meledek. Inov memberikan tatapan tajam pada Nino saat itu.
"Ka..lau gak boleh gaa--gak apa--"
"Boleh, kok, boleh. Sini hp lo," Nino menyergah ucapan anak lelaki itu dan merebut hpnya. Ia menyuruh anak itu agar berdiri di samping Inov, lalu ia memotretnya.
Sedangkan Inov, ia pasrah saja melalukan foto bersama dengan anak itu. Setelah selesai, Inov segera pergi meninggalkan tempat itu menuju stand yang menjual minuman. Ia harus meredam emosinya. Nino sialan!
Nino menepuk bahu anak itu. "Lo adek kelas kita, Bro?" tanya Nino.
"I..iya, Kak,"
"Lo suka, ya, sama Inov?" goda Nino.
Anak itu tersenyum malu-malu.
"Gapapa, gebet aja. Mumpung jomblo,"
Anak dengan tinggi sebahu Nino itu menatap Nino dengan berbinar. "Beneran, Kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
GHEINOVA
Teen Fiction(START WITH FOLLOW!) Gheinova, panggil saja Inov. Gadis yang orang-orang tidak boleh memanggil namanya dengan asal karena traumatic yang dimilikinya. Dia juga menjabat sebagai ketua perkumpulan bernama Arogha. Dia berbeda dari gadis yang lain. Kisah...