****
Arfa membanting tubuh pada kasur empuknya. Ia memegang kepalanya yang terasa penat setelah banyak pikiran di hari ini. Memejamkan matanya, merilekskan otak dan mengatur nafasnya hingga merasa tenang.
Setelah 5 menit dalam posisi seperti itu, Arfa duduk di tepi kasur. Ia membuka satu persatu kancing kemeja yang ia gunakan, menyisakan kaos hitam polos yang membentuk tubuhnya.
Arfa bangkit lalu berjalan menuju kamar mandi, sembari membuka kaos hitam itu. Tersisalah tubuh atasnya yang telanjang, dengan bagian perut yang kotak-kotak.
Sampai di kamar mandi, Arfa segera membersihkan diri. Selepas itu, ia memakai pakaiannya. Baju putih dan celana pendek abu yang ia pakai.
Merasa lapar, Arfa pergi ke dapur untuk membuat sesuatu. Saat di café Akbar tadi, ia tidak menjamah makanannya sedikit pun. Setelah menuturkan bahwa ia menyukai Inov, Arfa langsung beranjak pergi.
Karena membicarakan Inov, ia jadi teringat anak itu lagi. Gadis itu yang membuat Arfa suka sejak pertama kali berdebat di depan gerbang. Dia yang aneh, galak, dan nakal itu membuat Arfa tertarik padanya.
Arfa hanya memasak mie instan untuk mengganjal perutnya. Ia melangkah ke ruang tv, dan menoton chanel seputar berita sambil memakan mie-nya.
Brag!
"ASTAGFIRULLAH!" Arfa terpelonjak kaget saat tiba-tiba seseorang mendaratkan diri di samping sofa yang ia duduki.
Kuah mie tumpah ke celananya, membuat Arfa ingin mengumpat. Arfa melirik ke pelaku tadi yang sekarang menonton tv tanpa rasa bersalah.
"Lo ngapain di sini?!" ketus Arfa.
Akbar menoleh. "Gue?" tanyanya.
"Iya lah!"
Akbar mengangkat bahunya. "Gak tau."
"Lo gak jelas banget, sih! Kalo dateng tuh salam, atau pencet bel, kek. Kaget 'kan gue, jadi tumpah kuah mie ke celana gue." omel Arfa.
"Lo lebay banget. Macam mak-mak sosialita," cibir Akbar.
Arfa siap-siap menabok Akbar, namun Akbar bersikap melindungi diri. Arfa mengurungkan niatnya. Kemudian ia beranjak dan berjalan menuju kamarnya.
"Mau kemana?" tanya Akbar.
Arfa menunjuk pada celananya yang basah. "Lo liat gue kayak orang ngompol?" ketusnya.
Akbar cengar-cengir. "Hehe, silahkan-silahkan ganti,"
Arfa pergi ke kamarnya dan mengganti celananya yang basah. Setelah itu kembali dengan celana panjang Adidas.
Arfa duduk di tempatnya tadi, sambil memainkan ponselnya. Ia tidak membuka suara, masih kesal dengan Akbar.
"Lo beneran suka Inov?" tanya Akbar.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHEINOVA
Teen Fiction(START WITH FOLLOW!) Gheinova, panggil saja Inov. Gadis yang orang-orang tidak boleh memanggil namanya dengan asal karena traumatic yang dimilikinya. Dia juga menjabat sebagai ketua perkumpulan bernama Arogha. Dia berbeda dari gadis yang lain. Kisah...