GHEINOVA #20

150 18 15
                                    

Aku Updet malem. Ada yang masih melek?
Hehe chapter ini ada sedikit unsur kekerasan, mohon persiapkan.

Chapter ini gak aku baca ulang. Mohon komen kalau ada kesalahan.

Happy reading♡

****

Artha dan Arfa sampai di rumah Artha. Mereka turun dari mobil lalu masuk ke rumah yang cukup luas itu. Baru saja akan mengetuk pintu, tiba-tiba pintu itu terbuka oleh istri ArthaㅡAidahㅡsambil menggendong anak berumur 3 tahun.

"Eh, Mas," Aidah mencium tangan suaminya itu. Setelah itu menoleh pada Arfa. "Arfa?"

Arfa tersenyum dan mencium tangan kakak iparnya itu. Aidah terkejut ketika melihat pipi Arfa merah dan membengkak. Ada bekas darah juga di sudut bibirnya.

"Kamu kenapa?" tanya Aida pada Arfa dengan cemas.

Arfa hanya menggeleng dan tersenyum. Ia tidak ingin membuat Aidah tambah cemas. Tapi Aidah tidak percaya dengan Arfa. Lantas ia menoleh pada suaminya dan meminta penjelasan.

Artha memberi kode lewat tatapannya. Seolah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada Arfa. Karena sudah hafal, Aidah hanya mengangguk-ngangguk. Setelah itu menatap Arfa kembali.

"Kamu masuk, minta kompres sama bibi, ya?" titah Aidah.

"Kenapa gak kamu aja?" tanya Artha. "Biasanya juga kamu," sambungnya.

Aidah menoleh pada Artha. "Eh, iya, itu Mas. Aku ada rapat sekolahnya si Bintang. Ayo anter, Mas! Kebetulan banget Mas pulang," ujar Aidah.

"Kenapa dadakan?" tanya Artha.

"Aku kelupaan, Mas. Udah, ah, Ayo! Mas ini malah banyak tanya, entar telat!"

Artha menatap Aidah, setelah itu melirik Arfa. Aidah mengerti itu, ia menatap Arfa. Arfa yang merasa dilirik dan ditatap kini membuka suara, "Gak pa-pa, Kak. Aku bisa jaga diri."

Bohong. Arfa membohongi dirinya dan 2 orang dihadapannya. Jaga diri? Cih! Tadi saja ia langsung lemah.

"Beneran, Arfa?" tanya Aidah memastikan.

Arfa mengangguk meyakinkan Aidah. "Udah cepetan berangkat, Mbak! Nanti telat, loh," Ujar Arfa pada Aidah.

"Fa," Arfa menoleh saat Artha memanggilnya. "Kalau nanti Arnan ke sini, jangan bales, jangan ladenin. Kunci aja pintunya,"

Arfa mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu Artha dan Aidah pamit pergi, dan mereka melaju menuju sekolahan anak pertama merekaㅡBintang.

Hilangnya mobil yang ditumpangi Artha dan Aidah dari pandangan, Arfa melangkah masuk. Arfa mendapati asisten rumah tangga kakaknya ituㅡBi Aniㅡberjalan ke arahnya. Wanita paruh baya itu sedikit tercengang saat melihat kondisi wajah Arfa. Arfa tertawa kecil melihat ekspresi bi Ani.

"Aduh, Den ganteng teh kunaon bisa luka-luka kitu?" tanya bi Ani.
(Aduh, anak ganteng kenapa bisa luka-luka gitu?)

Arfa tersenyum. "Arfa minta kompres, dong, Bi," ujar Arfa diangguki bi Ani.

Bi Ani pergi ke dapur untuk mengambil kompresan. Sementara itu Arfa kini mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Ia meringis ketika rasa perih tiba-tiba datang.

GHEINOVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang