GHEINOVA #19

127 20 0
                                    

Happy reading♡

****

Sesuai dengan ucapannya, Arfa menjemput Inov pukul 9 pagi. Cowok itu memakai kaos putih dibalut jaket hitam, jeans hitam, sepatu hitam, dan topi hitam. Serba hitam kecuali kaosnya, mirip orang yang sedang menyamar.

Inov menyuruh Arfa menunggunya di mobil saja. Karena sebentar lagi ia keluar. Dan benar saja, 1 menit kemudian Arfa melihat Inov membuka pagar. Setelah itu Inov melangkah ke mobil Arfa dan masuk.

Inov langsung menatap Arfa. Ia tidak membuka suara. Namun tatapannya mengartikan bahwa Arfa harus menjelaskan apa maksud dari perkataannya kemarin.

"Kamu udah izin sama Nino?" tanya Arfa membuka pembicaraan.

Inov mengangguk sebagai jawaban.

"Oke. Gak akan lama. Jam 12 nanti aku pastikan kamu udah di rumah lagi," ujar Arfa membuat Inov hanya mengangguk-ngangguk percaya.

Setelah itu Arfa melajukan mobilnya ke suatu tempat. Entah Arfa akan membawanya kemana, Inov tidak tahu.

****

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit, mereka sampai di sebuah tempat yang jauh dari kota. Seperti sebuah desa, namun jarang penduduk.

Arfa menyuruh Inov turun dan melangkah ke tempat di mana ada bangku putih di bawah pohon rindang. Mereka pun duduk di bangku tersebut. Inov dibuat terkagum saat melihat pemandangan di depannya. Ia bisa melihat perkebunan yang hijau serta bukit-bukit dari situ. Tempat yang ia dan Arfa kunjungi memang berada di ketinggian, jadi bisa melihat pemandangan di bawah sana.

"Gue baru tau tempat ini," kata Inov, tak henti-hentinya terkagum melihat pemandangan itu.

Arfa tersenyum kala itu. "Sekarang tau, kan?"

Inov mengangguk membalasnya. Kemudian ia menoleh pada Arfa. "Mau ngapain ngajak gue ke sini?" tanya Inov.

"Hm ... gue udah gak ngajar lagi di SMA Garuda," ucap Arfa.

Inov terdiam beberapa detik. Setelah itu kembali bertanya, "Kenapa?"

"Udah ada guru baru. Lagian gue juga mau fokus kuliah," ujar Arfa. Inov mengangguk mengerti.

Namun Inov merasa janggal. Seperti ada yang disembunyikan oleh Arfa. Setelah mengatakan itu Arfa membuang muka. Menurut Inov itu aneh.

"Itu alasan lo ngehindar?"  tanya Inov, membuat Arfa langsung menoleh. "Cih, lo kayak bocah!" sambung Inov.

"Emang kenapa kalau gue ngehindar? Lo kangen, ya?" goda Arfa, membuat Inov merubah rautnya menjadi malas.

"Idih, pd banget!" kata Inov. "Udah, lah, pulang aja. Cuma ngomongin ini doang, kan?" tanyanya.

"Eh, jangan! Lagian lo ngapain di rumah? Cuma rebahan doang, kan?"

"Itu tau."

"Sebenernya alasan gue gak ngajar bukan itu aja," ujar Arfa.

"Terus?" tanya Inov.

"Kepala Sekolah negur gue."

"Kenapa?"

"Ada seseorang yang lapor kalau kedekatan kita lewat batas,"

Inov termenung. Berusaha mencerna kalimat yang terlontar dari mulut Arfa. Dekat? Lewat batas? Apa maksudnya?

"Apaan, sih? Gue sama lo, deket? Gue aja gak ngerasa deket," ucap Inov.

Arfa terdiam.

"Siapa emang yang bilang? Maksudnya deket di luar batas apa? Emangnya kita pegang-pegangan? Elus-elusan? At--"

GHEINOVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang