Happy reading♡
****
Hari Senin, Inov kembali melakukan kesalahan. Sepertinya jadwal pertama di setiap hari Seninnya adalah terkena hukuman. Bukan kesiangan, tapi ia tidak memakai atribut lengkap. Ia tidak memakai dasi dan kaos kaki.
Inov berusaha untuk disiplin. Namun, saat niatnya akan dilakukan, malah ada saja sesuatu yang hilang. Ia pasrah saja, toh sudah biasa ini.
Namun kali ini, Inov diperintahkan menjalani hukumannya saat pulang sekolah. Karena semua hukuman sudah Inov cicipi, pak Herlambang memerintahkannya untuk membersihkan lapangan basket dan sekitarnya. Biasanya pas pulang sekolah, ada saja sampah dari anak-anak yang membuangnya dengan sembarangan.
Dan kini, Inov tengah mengumpulkan sampah di satu tempat. Inov kembali membersihkan sampah di tempat lain, dan mengumpulkannya di tempat tadi.
"Nov," Sebuah suara dari samping, membuat Inov menoleh.
Ragel. Cowok itu mengenakan baju basketnya. Ia tersenyum ke arah Inov dan Eye smilenya terbentuk.
Inov membalas dengan senyuman pula. Ia suka saat melihat eye smile milik Ragel. Sangat lucu, menurutnya.
"Latihan?" tanya Inov.
"Iya." jawab Ragel.
Inov mengangguk-ngangguk. Kemudian melanjutkan kegiatannya.
Ragel hendak mengambil alih sapu lidi yang dipegang Inov. Namun Inov menahannya.
"Ngapain?" tanya Inov.
"Biar gue bantuin," kata Ragel halus.
"Gak usah. Ini hukuman gue. Lo latihan sana!" Inov menggerakkan kepalanya ke arah anak-anak basket yang sudah berkumpul. "Udah pada kumpul, tuh,"
Ragel memanyunkan bibirnya. "Yaudah, deh. Gue latihan, ya. Kalau mau pulang, bilang aja ke gue. Bye," Ragel pergi sambil dadah-dadah ke arah Inov.
Inov terkekeh sambil geleng-geleng menanggapinya. Setelah itu kembali melanjutkan aktivitasnya.
Beberapa menit kemudian, Inov selesai dengan kegiatannya. Sampah yang tadi ia kumpulkan sudah di masukkan pada kantong besar. Ia tinggal membuang di tempatnya.
"Huftt, kelar juga." kata Inov lega.
Inov mengangkat kantong berisi sampah, dan melangkah untuk membuangnya.
"INOV AWAS!!"
Duk!
Inov menjatuhkan kantong sampah tadi, ia menaruh tangannya di kepala untuk melindungi diri. Namun ia terdiam saat dirinya tidak merasakan apapun.
Perlahan Inov menengadahkan wajahnya. Dilihatnya bola basket berada di telapak tangan seorang dengan kemeja putih.
Inov menormalkan dirinya. Ia menatap wajah pemilik tangan itu. "Alfa?" gumamnya, saat mengetahui orang itu adalah Arfa.
"Kamu gak pa-pa?" tanya Arfa sedikit cemas.
"Nggak." ucap Inov.
Arfa beralih menatap anak-anak basket. "SIAPA PELAKUNYA?" tanya Arfa.
"Saya," Ragel memperlihatkan dirinya di hadapan Inov.
"Oh, kamu. Lain kali hati-hati. Kena kepala itu sakit," ujar Arfa.
Ragel memandang wajah Arfa. Setelah itu turun ke bola basket yang berada di tangan Arfa. Ada sesuatu muncul dalam benak Ragel.
"Kak.." panggil Ragel.
KAMU SEDANG MEMBACA
GHEINOVA
Teen Fiction(START WITH FOLLOW!) Gheinova, panggil saja Inov. Gadis yang orang-orang tidak boleh memanggil namanya dengan asal karena traumatic yang dimilikinya. Dia juga menjabat sebagai ketua perkumpulan bernama Arogha. Dia berbeda dari gadis yang lain. Kisah...