GHEINOVA #10

293 23 1
                                    

Happy reading🎀

****

"Adhisty. Calon istri Arfa,"

Anjani tidak menjabat uluran tangan perempuan bernama Adhisty itu. Ia hanya memandanginya, kemudian melihat Inov dan Arfa secara bergantian. Mereka sedang saling tatap. Entah apa pesan yang tersampaikan lewat indera penglihatan itu.

"Khemm~" Adhisty berdehem karena merasa kelamaan tangannya terulur tanpa dijabat. Arfa, Inov, dan Anjani pun tersadarkan.

Anjani langsung menoleh, lalu membalas uluran tangan Adhisty. "Eh-- em.. Saya Anjani,"

Selesai berjabat tangan dengan Anjani, Adhisty beralih pada Inov. "Aku Adhisty,"

Inov membalas ulurannya. "Inov." jawab seadanya. Kemudian mereka melepaskan jabatan tangan mereka, dengan Inov yang buru-buru melepaskannya.

"Ini calon istri lo, Kak?" tanya Inov pada Arfa.

Arfa hanya terdiam. Itu sukses membuat Inov menyimpulkan bahwa Arfa ragu.

"Kamu kok ngomongnya pake lo-gue?" tanya Adhisty.

Serah gue lah, amjinc--Inov membatin.

"Udah biasa,"

"Jangan dibiasain, ya. Yang sopan kalau sama guru," Adhisty bernasehat.

"Emang situ siapa gue?" tanya Inov.

"Kok kamu semakin gak sopan, sih?!" Adhisty ngegas.

"Gue cuma tanya lo siapa gue?"

Adhisty menoleh pada Arfa yang sedari tadi hanya menonton. "Fa, kok murid kamu modelnya ginian?" tanyanya pelan, namun Inov masih bisa mendengar.

Arfa mengernyitkan dahinya. Lalu Adhisty berucap kembali, "Gak tahu etika. Masa sama kamu bilangnya lo-gue?"

"Itu udah kemauan gue," ucap Arfa.

"Tapi 'kan tetep aja gak sopan. Emang orang tuanya gak ajarin?" Setelah berucap seperti itu, Adhisty tiba-tiba mendapat serangan dari Inov.

Inov menjambak rambut Adhisty, hingga dia meringis kesakitan. Arfa dan Anjani berusaha memisahkan mereka. Namun tenaga Inov sangat kuat. Niatnya memisahkan, malah kena tabok.

"GUE CUMA TANYA LO ITU SIAPA? KENAPA LO MALAH BAWA-BAWA ORANG TUA GUE, HAH?!" teriak Inov di depan wajah Adhisty.

Tak puas menjambak, Inov memelintir tangan Adhisty. Tak peduli ia perempuan. Siapapun, dan apapun dia, yang berani membawa-bawa orang tuanya, ia tak akan segan-segan melalukan apapun.

Seluruh penjuru kantin kini ramai dipadati oleh siswa-siswi yang ingin menonton aksi Inov itu. Beberapa tukang dagang pun ikut menonton, dan ada yang berusaha memisahkan.

"DIEM LO SEMUA! LO MAU MISAHIN SI CABE INI? ORANG YANG SUKA NGEHINA MAU KALIAN BELAIN? HAH!" teriak Inov, membuat seluruhnya diam.

Sedangkan Adhisty, kini memberontak meminta dilepaskan. Jambakkan dan pelintiran Inov sangatlah sakit. Ternyata Inov ini bahaya.

"HEI UDAH-UDAH!!" pak Herlambang datang, melerai keributan.

Inov ditahan oleh Anjani dan Ragel, sedangkan Adhisty ditahan oleh Arfa dan tukang aci. Inov memberi tatapan elang pada Adhisty. Ia masih tak terima ucapan Adhisty tadi.

"Ikut saya ke ruang BK!" ucap pak Herlambang tegas.

Inov dan Adhisty melangkah ke ruang BK di dampingi masing-masing temannya. Adhisty hanya ditemani oleh Arfa, karena mana mungkin tukang aci masuk ruang BK. Bisa-bisa dagangannya ludes dicomot oleh anak-anak.

GHEINOVA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang