25. Jadian

19.8K 1.2K 68
                                    

"Jadi nanti gimana? Jadi nggak?" tanya Shila dengan penasaran, matanya melirik ke Yura yang tampak agak bingung.

"Tungguin Arthur sama temen-temennya aja deh, gue juga nggak tahu," jawab Yura dengan suara pelan, mengangkat bahu. Shila mengangguk paham.

Mereka berempat kini sedang berada di rooftop sekolah, menikmati angin sepoi-sepoi yang menenangkan setelah ketegangan sebelumnya. Tak lama, Halley datang diikuti oleh Peter dan Vero, yang melangkah di belakangnya.

"Kalian jadi ikut tawuran?" tanya Halley, suara seriusnya mengiris kesunyian.

"Iya," jawab Yura singkat.

"Gak takut apa?" Halley melontarkan pertanyaan lagi, menatap mereka seakan mencari jawaban pasti.

"Enggak," jawab Yura, dengan nada tenang.

"Nanti kalau luka, gak sakit?" tanya Vero, menyindir, lalu ia tertawa pelan sebelum melanjutkan, "Gue baru tahu kalau kalian cuma bisa bilang 'enggak' aja."

Vero kemudian berjalan mendekati Yura, menarik lengannya dan mengisyaratkan untuk pergi lebih jauh. Yura bangkit tanpa berkata apa pun, hanya mengikutinya. Alexa dan yang lainnya hanya diam, memperhatikan mereka. Vero membawa Yura agak menjauh dari kerumunan dan menyuruh Yura duduk. Setelah itu, Vero duduk di sampingnya.

"Gue mau cerita," ucap Vero dengan suara pelan, hampir seperti berbisik.

"Apa?" Yura menoleh, bertanya dengan sedikit penasaran.

"Gue suka sama seseorang. Tapi gue ragu buat ngungkapinnya. Gue takut kalau dia gak suka sama gue," kata Vero, wajahnya tampak serius dan sedikit cemas.

Yura terdiam, mencerna kata-kata Vero. "Dicoba aja dulu. Mana tau tuh cewek juga suka sama lo," jawabnya sambil memberikan senyum kecil.

"Lo yakin cewek itu juga suka sama gue?" tanya Vero, sedikit bimbang.

"Ya gue juga gak tahu sih," jawab Yura sambil mengangkat bahu, "Emang siapa cewek yang lo suka? Mana tau gue bisa bantu."

Vero mengeluarkan ponselnya dan membuka kamera, mengarahkannya ke Yura. "Dia ceweknya," kata Vero, menunjukkan layar ponsel yang menampilkan foto Yura.

Yura langsung terkejut. "Lo... lo serius?" tanyanya, agak tercengang.

"Lo ceweknya, Yura. Gue suka sama lo dari pertama kali gue liat lo. Gue cuma gak berani aja bilangnya," ujar Vero, matanya penuh ketulusan.

Deg! Yura merasakan jantungnya berdegup kencang. "Ha-ha-ha! Lo bercanda kan?" ia tertawa canggung, mencoba menanggapi dengan santai.

"Enggak. Gue serius. Gue suka sama lo, Yura," kata Vero lagi, nada suaranya lebih rendah, hampir seperti berbisik. "Tapi gue ragu buat ngungkapinnya, gue takut lo cuma nganggap gue teman. Gue cemburu lihat lo dekat sama cowok lain. Rasanya tuh sakit."

Yura menundukkan kepalanya, mencoba menahan air mata. "Jangan! Lo gak boleh suka sama gue. Gue gak berhak buat lo. Gue cewek yang gak baik. Lo terlalu baik buat gue," ucap Yura, suaranya mulai gemetar.

Vero mengangkat dagu Yura dengan lembut, memaksanya untuk menatapnya. "Gue gak peduli," katanya, "Gue bakal terima lo apa adanya. Lo baik atau buruk, itu gak masalah." Yura menahan tangisnya, matanya mulai berkaca-kaca. Tanpa berkata apa pun, Vero menarik Yura ke dalam pelukannya dengan lembut, memberikan kehangatan yang sangat dibutuhkan Yura.

"Ada gue di sini. Gue yang bakal jagain lo," kata Vero, suaranya menenangkan. "Mau lo jahat atau baik, gue tetap sayang sama lo, Yura."

"Tapi... kalau lo sama gue... hiks... hiks..." Yura tak bisa menahan tangisnya lagi, suara tangisnya pecah, dan ia membalas pelukan Vero dengan erat.

"Tenang, gue bakal terus mencintai lo sampai maut memisahkan kita. Gue bakal terima lo apa adanya," jawab Vero dengan penuh keyakinan, membiarkan Yura mengeratkan pelukannya.

"Jadi, Yura. Lo mau jadi pacar gue?" tanya Vero, matanya menatap Yura dengan harapan yang besar.

Yura mengangguk , "Iya," jawab Yura, suara terisaknya masih terdengar, namun ada senyum tulus di wajahnya.

"ANJIRR!!! YURA DITEMBAK!!!" teriak Peter, diikuti sorakan ramai dari teman-temannya.

"WAAHH!!! PARAH!!! ALEXAA!!! YURA DITEMBAK VERO!" Jessie dan yang lainnya ikut berteriak kegirangan. Alexa, yang mendengar itu, langsung terkejut dan berlari mendekat. Ia menarik tangan Vero dengan gerakan cepat.

"Lo pacaran sama Yura?" tanya Alexa, suaranya terdengar sedikit galak.

"Iya," jawab Vero dengan santai, masih tersenyum.

"Jangan bikin Yura nangis. Kalau sampai gue liat lo bikin Yura nangis, lo tau apa akibatnya," ancam Alexa dengan tatapan tajam.

Vero mengangguk cepat. "Gue janji, gue gak bakalan bikin Yura nangis. Gue bakal jagain dia, apapun keadaannya."

"Good," jawab Alexa, puas dengan janji Vero. "SO, LO HARUS TRAKTIR KITA SEMUA!"

Yura hanya mendengus kesal, meskipun hatinya lega. "Iya, iya, kalian boleh makan sepuasnya pas istirahat kedua nanti," jawab Vero, tetap tersenyum.

"KALIAN BERDUA KAMI RESTUIN!" teriak Jessie dan Shila dengan penuh semangat.

"Eh, gue ketinggalan gosip apa nih?!" tanya Kevin yang baru datang, tampak bingung.

"DASAR EMAK-EMAK TUKANG GOSIP!" seru semuanya.

Kevin hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tertawa. "Emang pada ngapain sih?" tanyanya dengan heran.

"Itu, ADA YANG LAGI BERBUNGA-BUNGA!" teriak Peter, sengaja berteriak keras.

"Jadi nanti ada yang traktir kita?" tanya Shila sambil melirik ke arah Vero dengan senyuman nakal.

"Wah, boleh nih. Kita ikutan ya!" sahut Arthur dengan semangat.

"LEBIH BANYAK LEBIH ASYIIIK!" seru semuanya dengan riang.

Mereka ber-10 turun dari rooftop sambil tertawa riang, melewati koridor sekolah yang ramai dengan murid-murid lain yang memperhatikan mereka. Di ujung koridor, Keyna dan teman-temannya memandang dengan tatapan kesal, terutama Keyna yang jelas-jelas tidak senang dengan apa yang terjadi.

"Lo ngerebut semuanya dari gue, Alexa!! Lo baru datang udah ngambil semuanya dari gue," geram Keyna dalam hati. "Awas aja lo, gue bakal buktiin kalau Halley itu cuma punya gue!"

ALARICE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang