22.23
"Sorry bang gue telat selamatin lo"
Malam ini Alexa mengunjungi revan dirumah sakit, setelah keluar dari ruang UGD Revan dipindahkan ke ruang rawat VIP oleh Alexa dan keadaan Revan sekarang bisa dibilang cukup membaik karena terakhir kali keadaan nya sangat buruk. Revan telah kehilangan berat badannya karena tidak pernah diberi makan dan minum, membuat Alexa tambah khawatir.
"Gapapa, yang penting sekarang gue udah selamat" Revan tersenyum pada Alexa, keluarga satu-satunya yang ia punya sekarang. "Oh iya, apa lo tau yang udah nyelamatin gue it--" Ucapan Revan terpotong oleh Alexa.
"Gue tau, karena gue yang udah ngirim dia buat nyelamatin lo"
"Kenapa? Bukannya dia udah menghianati lo?"
Alexa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal lalu menyengir "Hehe gue juga gak tau kenapa bisa gue ngirim dia, tapi gue bisa beri dia kesempatan sekali lagi"
"Gue kadang suka heran sama lo dek, sikap lo barbar tapi omongan lo tumben bener"
Alexa mendengus "Lo ngatain gue bang?" Revan terkekeh, senang sekali ia mengerjai adeknya ini. Setelah Revan pikirkan lagi kapan terakhir kali ia mengerjai Alexa seperti ini.
"Gue mau tidur, lo gak balik? Atau perlu gue telfon adek ipar"
Alexa membelalakkan matanya tak percaya mendengar ucapan revan barusan, apa katanya? Adek ipar? Pacar aja Alexa gak punya.
"Adek ipar apaansih bang, gue single ya"
"Itu noh, si Albara lo kemana-in? Jangan bilang lo cuma nganggep dia teman. Dek gue bilangin nih ya, jangan pernah gantungin perasaan orang lain karena itu sakit" Dengan dramatis nya revan berbicara membuat Alexa menatapnya jijik.
"Lo lagi curhat bang? Siapa yang sedang digantungin perasaannya? Lo ya? Hahaha" Sarkas Alexa.
Revan berdecak kesal, niat dia hanya ingin menggoda Alexa tapi sekarang malah sebaliknya, Alexa yang tengah menggoda nya. Lain kali Revan harus berhati-hati jika ingin menggoda Alexa jika tidak dia akan malu sendiri.
Revan mengibaskan tangannya ke arah Alexa.
"Lo ngusir gue bang?"
Revan mengangguk dan membaringkan tubuhnya di atas kasur "Iya gue ngusir lo, pulang sana gue mau tidur"
Dengan terpaksa Alexa berdiri "Dasar abang gak ada Akhlak!" Lalu menendang kasur tersebut dan pergi ke luar.
Sedangkan Revan tertawa setelah melihat Alexa keluar sambil menghentakkan kakinya.
***
BRAKK
"KALIAN SEMUA BODOH!"
Zacky kini berada di ruang bawah tanah rumah bordir tempat dia menyekap Revan waktu itu. Dengan semua anggotanya dia kumpulkan karena ingin membahas sesuatu tapi terhenti kala tidak melihat Revan disana.
"Cuma ngejaga satu orang kalian gak becus!!"
BRAKK
Lagi-lagi Zacky menendang kursi didekatnya.
"M-maaf tuan k-kami waktu itu pergi m-makan" Ucap salah satu penjaga revan waktu itu. "Kami kira dia gak akan kabur karena kedua tangan dan kakinya terikat, J-jad--"
BUGH
Bukan kursi yang zacky tendang kali ini, melainkan penjaga bertubuh gemuk yang barusan berbicara.
"TOLOL"
Satu kata mampu membuat penjaga itu terdiam seribu bahasa, dia meringis memegang dadanya yang baru ditendang oleh Zacky.
"Kalian berdua Tolol" Zacky menarik nafasnya sebelum melanjutkan perkataannya, "Gilang!" Panggilnya.
Yang bernama Gilang maju kehadapan zacky sambil membawa sebuah pisau lalu memberikannya pada Zacky.
Zacky mengambil pisau itu dan maju beberapa langkah sampai dia berhadapan dengan pria bertubuh gemuk tadi. Pria itu tidak berani menatap zacky, ia hanya bisa melihat sepatu Zacky yang berada depan di depannya.
"Lo tau konsekuensinya bukan?"
Tubuh pria gemuk itu bergetar, ia mendongak menatap mata tajam milik Zacky "M-maaf tuan! S-saya tidak akan mengulangi nya la----AKKHHH" Tepat sebelum pria itu selesai berbicara, Zacky menusuk leher pria itu tepat dinadi-nya. Dalam sekali tusuk pria itu langsung tumbang. Anggota yang melihatnya ketakutan dengan sifat yang dimiliki oleh zacky.
"Siapa yang mau kayak gini?" Tanya Zacky dengan nada rendah namun terkesan dingin. Mereka semua terdiam tidak ada yang berani menjawab atau menggelengkan kepala.
"Kalau gak mau mati kayak gini MAKANYA JANGAN TOLOL JADI MANUSIA! PAHAM?"
Mereka mengangguk lalu mengucapkan 'paham' secara serentak.
Zacky melirik jam tangan miliknya "Tinggal sebentar lagi" Dia menyeringai.
***
"Ingat, misi kita jalankan tinggal setengah jam lagi kalian harus ingat tujuan awal kita"
Mereka mengangguk serempak.
"Kita berangkat sekarang?" Tanya yura dan diangguki oleh Alexa.
Seluruh anggota QDM pergi ke tujuan mereka yaitu Rumah Bordil. Karena malam ini mereka akan memulai perang besar antara QDM dengan King Cobra.
Siapakah yang akan menang?
QDM?
Atau
KING COBRA?
***
23.00
"Sesuai dengan rencana awal gue, yura, shila, Aldi, Reza dan Albara dan 60 anggota lain masuk lewat pintu depan", Beralih menunjuk Akbar dan Ikhsan "Kalian berdua bawa sekitar 75 anggota lewat pintu belakang"
Akbar dan Ikhsan mengangguk. Lalu mereka mulai pergi menuju pintu belakang.
Tinggal sebagian dari anggota, Alexa menyuruh setengah dari mereka buat menunggu diluar jika ada yang berani kabur langsung bunuh. Mereka mulai melaksanakan misi nya tepat jam 23.00
"Kalian tunggu disini, gue mau cek keadaan" Ucap Aldi.
Kini Aldi membuka pelan pintu depan sedikit, menoleh ke kanan dan ke kiri karena kosong tidak ada orang disana Aldi menyuruh mereka masuk kedalam karena sudah aman.
"Aman"
Mereka berenam masuk secara perlahan agar tidak ketahuan. Kini yang memimpin Alexa dengan memegang Glock 45 GAP di tangan kanannya, pisau lipat di sembunyikan di balik sepatunya dan tak lupa dengan Pistol Lipstik yang ia sembunyikan di tempat aman.
Pistol Lipstik, KGB menyebut senjata ini dengan “Kiss Of Death” atau disebut Ciuman mematikan. Senjata ini berisi dengan satu peluru berukiran 4,55 mm.
Saat mereka sudah berada di depan pintu ruang bawah tanah, Alexa menendang pintu itu hingga terbuka lebar. Tapi anehnya disana tidak ada orang melainkan satu mayat yang tergantung di atas langit-langit.
Reza mengecek mayat tersebut ternyata dia adalah salah satu anggota King Cobra. Alexa mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan sambutan ini. Sesuai dengan prediksi nya harusnya anggota King Cobra dan juga ketuanya berada disini tapi disini malah kosong.
"Ini aneh" Kata Alexa.
"Hai Leader QDM, Nyariin kita?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARICE [COMPLETED]
Ficção Adolescente[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE] Kalimat masih acak-acakan, belum direvisi. Harap di maklumi Mungkin jadi Mafia bukan keinginan gadis itu. Namun keadaan yang harus merubahnya menjadi seorang Mafia yang kejam. Ia tak pernah...