Indonesia
"Selamat pagi sayang,” suara Lyana lembut menyapa Alexa yang baru bangun.
“Selamat pagi, Mom,” jawab Alexa sambil meregangkan tubuh, menguap sedikit.
“Kenapa belum bangun? Hari ini hari pertama kamu di sekolah,” tanya Lyana, menatapnya dengan penuh perhatian.
“Alexa lupa." jawab Alexa, buru-buru bangkit dan bergegas ke kamar mandi.
“Mommy tunggu kamu di bawah ya,” ujar Lyana, sambil meninggalkan kamar dengan senyum kecil.
Alexa baru saja tiba di Indonesia tadi malam. Ia dipindahkan ke sini karena orang tuanya ingin ia melanjutkan sekolah di Indonesia dan agar mereka bisa lebih dekat dengan Alexa. Meski tinggal di luar negeri, keluarga ini sangat erat.
Alexa bukan gadis biasa. Ia cerdas, mampu menguasai berbagai bahasa, ahli dalam bela diri, dan bahkan menembak dengan sangat baik. Namun, Alexa dikenal sangat dingin, tak pernah menunjukkan perasaan lebih dari yang perlu. Ia tak segan melindungi keluarganya, bahkan dengan cara yang sangat ekstrem. “Siapa yang berani ganggu keluarga gue?” pikir Alexa, di balik senyum dingin yang kadang terselip di wajahnya.
Di depan cermin, Alexa melirik dirinya sendiri dengan tatapan puas. “Oh, beautiful girl,” gumamnya pelan.
Setelah itu, Alexa menuruni tangga dengan langkah ringan, mendekati meja makan tempat ibunya sedang duduk. “Mom, Alexa berangkat dulu ya,” katanya sambil mencium tangan Lyana.
“Jangan buru-buru, sarapan dulu dong,” ucap Lyana, namun Alexa sudah menggeleng.
“Ga usah, Mom. Lexa baik-baik aja,” jawab Alexa singkat, kemudian melangkah keluar menuju mobil kesayangannya.
Ia menyetir dengan kecepatan sedang, menikmati pagi yang tenang. Hari pertamanya di sekolah baru, dan ia ingin memastikan itu menjadi hari yang sempurna.
Di perjalanan
"Sial! Anak-anak zaman sekarang suka banget ya berantem di jalanan. Gak ada tempat lain?" keluh Alexa, sambil turun dari mobil dan mendekati kerumunan anak-anak yang sedang bertengkar.
“Stop!!” teriak Alexa dengan suara tegas.
Kerumunan itu langsung terdiam, menoleh ke arah Alexa dengan tatapan bingung.
“Oh, hei gadis cantik. Mau ikut main sama kami?” tanya salah satu pria di sana, tersenyum sinis.
Alexa tersenyum sinis, wajahnya masih terkesan manis tapi tajam. “Kenapa? Kalian gak takut sama gue? Kalau gitu sini maju”
Pria itu tertawa kecil. “Boleh, kalau itu yang kamu mau. Tapi jangan nyesel kalau kami gak berhenti.”
Alexa menyeringai. "Gue akan ingat itu."
Dengan suara geram, pria itu memerintahkan anak buahnya, “Bunuh dia!”
“Bunuh gue? Silakan kalau bisa,” jawab Alexa dingin, sambil melangkah maju dengan penuh percaya diri. “Maju semua!” Dengan tenang, Alexa mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dan mulai menyerang.
![](https://img.wattpad.com/cover/217041156-288-k869567.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALARICE [COMPLETED]
Roman pour Adolescents[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA, SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE] Kalimat masih acak-acakan. Harap di maklumi Mungkin jadi Mafia bukan keinginan gadis itu. Namun keadaan yang harus merubahnya menjadi seorang Mafia yang kejam. Ia tak pernah takut menghadap...