"Aku harap Tuhan menciptakanku dengan hanya sedikit kesedihan."
❤❤❤
![]()
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain. 💫💫💫
"Demi apa? Aiden?" Juli menjatuhkan kotak P3K dan kembali memungutnya setelah sadar.
"Gue? Gue kenapa?" tanya Aiden bingung masih memegang surat.
"Gue yang seharusnya tanya, lo ngapain kasih Lauren surat?" Vero masih terkejut dengan hal yang terjadi.
"Gue cuma disuruh ngasih ke dia."
"Hah?"
"Ada orang yang nyuruh gue kasih ke Lauren."
"Siapa?"
"Gak tau."
"Kok gak tau?"
"Gue murid baru, jadi gak tau dia siapa."
"Pasti ada name tag di seragam dia." Aiden menggeleng.
"Gak ada."
"Lama-lama gue kesel sama orang itu." Kalila mencak-mencak sendiri.
"Buka dulu suratnya!" perintah Juli.
Lauren mengangguk dan membuka surat tersebut.
Dear Lauren,
I like you
Mahalaram Lavego Brang
"Muke gile, cuma begitu doang tapi merinding gue." Vero heboh sendiri memeluk lengannya.
"Lo sering dapat kaya gini?" tanya Aiden. Lauren mengangguk.
"Gue bantu sebisanya, gue coba cari orang yang nyuruh gue tadi."
"Makasih Den."
"Ayo ke kelas!" mereka berjalan beriringan menuju kelas. Lauren, Juli, dan Vero berjalan di depan diikuti Aiden dan Kalila.
"Gue gak nyangka lo bisa baik sama orang lain," celetuk Kalila memandang ke depan.
Aiden menatapnya bingung."Ya elo Maemunah!" Kalila menunjuk wajah Aiden. Aiden hanya mengangguk.
"Ngeselin lo." Kalila berjalan cepat hendak menyusul yang lain.
Saat sampai di dalam kelas, jam pembelajaran tengah berlangsung.Pak Brata menatap mereka garang.
"Darimana saja kalian?"
"UKS pak." jawab Vero.

KAMU SEDANG MEMBACA
Who I Meet At Sixteen✔
Teen Fiction"Kita bertemu jodoh kita di usia enam belas tahun, tapi kita tidak sadar bahwa kita telah bertemu dengannya." Sepenggal kalimat itu sangat mempengaruhi hidup seorang gadis. Untuk membuktikannya, ia mencatat semua nama laki-laki yang ditemuinya saat...