"Kita bertemu jodoh kita di usia enam belas tahun, tapi kita tidak sadar bahwa kita telah bertemu dengannya."
Sepenggal kalimat itu sangat mempengaruhi hidup seorang gadis. Untuk membuktikannya, ia mencatat semua nama laki-laki yang ditemuinya saat...
"Apa arti sabahat? Arti sahabat adalah mereka rela lakukan apapun untukmu."
❤❤❤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💫💫💫
Kosong.
Ruangan itu kosong.
Di dalam ruangan putih bersih itu hanya ada sebuah tempat tidur dan nakas di sampingnya. Hanya ada jendela yang ditutupi menggunakan koran.
"Yah," Kalila menghela napas.
"Dia gak ada di sini."
"Padahal gue udah curiga." Kalila berjalan gontai masuk ke dalam ruangan. Benar-benar bersih tidak ada bekas seperti digunakan orang.
Kalila berjalan dan duduk di sebelah Vero di tempat tidur. Lauren tengah mengecek sekitar ruangan dan Devan mengecek kamar mandi.
"Ini udah lama banget kita gak nemuin titik terang." Lauren ikut duduk di samping Kalila.
"Gue ngerasa aneh."
"Aneh gimana? Gak ada apa-apa di sini."
"Justru itu, Vero denger sendiri dari perawat kalau ruangan ini lama gak digunain dan di renovasi. Seharusnya gak sebersih ini. Ini seolah-olah ada yang baru bersihin." Devan mengamati sekitar.
"Masa sih?" Vero menggaruk kepalanya.
"Ada beberapa sampah tisu dan bungkus pembersih lantai di tempat sampah kamar mandi. Seharusnya itu udah lama dibuang kalau kamar ini di renovasi." Devan menunjukkan sampah dalam tempat sampah.
"Itu artinya kamar ini digunakan sebelumnya, tapi dikosongkan sebelum kita datang." ujar Lauren.
"Mereka bilang kamar ini lama gak dipakai, terus dipakai buat apa?"
"Dipakai buat sesuatu yang mereka semua gak tahu."
"Gue pusing." Kalila cemberut. Otaknya tidak sampai untuk hal-hal semacam ini.
"Kalian yakin hal yang ada di sini berhubungan sama Panjul?" tanya Lauren.
"Maksud gue gak ada bukti kuat yang nunjukin hal itu."
"Gak ada salahnya cari tahu."
"Keluar yuk, sebelum ketahuan kita bobol kamar." akhirnya mereka berempat keluar dari ruangan dan menutup pintu tanpa menguncinya.
Mereka berjalan menyusuri lorong dan menuju bagian lift. Kalila bersandar pada dinding lift dan menatap ke depan.
"Makan dulu yuk, laper." Kalila mengusap perutnya. Vero langsung mengangguk semangat.