Epilog~ Answer

63 12 25
                                    









Kalila merebahkan dirinya di atas tempat tidur. Ia merasa sangat lemas saat ini. Banyak hal berkecamuk di pikirannya.

Kami kembar. Aku Salizar, lahir lebih dulu daripada Salazar. Aku terlahir normal, dan Salazar terlahir tunawicara. Orang tua kami pisah dan aku ikut Papa sedangkan Salazar ikut Mama.

Semuanya normal. Salazar sangat disanyangi mama. Namun papa melarang kami bertemu.

Kami sering diam-diam pergi bersama entah itu untuk bermain game online maupun hanya bertemu untuk saling menceritakan kehidupan masing-masing.

Sore itu kami berjanji untuk pergi bersama. Aku menunggunya di taman dekat toko kue. Saat menuju kesana, Salazar kecelakaan dan tewas di tempat.

Mama bilang itu salahku. Kalau aku tidak mengajak Salazar pergi, Salazar akan baik-baik saja.

Selang beberapa tahun, mama belum bisa merelakan Salazar. Dia memaksaku untuk menjadi Salazar. Walaupun mama sangat membenciku karena kematian Salazar.

Salazar suka menulis. Aku belajar menjadi dirinya dengan membaca buku diary miliknya. Katanya dia berteman dekat dengan gadis bernama Kalila.

Kalila cantik. Itu kata Salazar. Katanya Kalila orang paling berani di dunia. Waktu Salazar diejek karena tunawicara, Kalila pasti bela dengan lempar sandal ke orang yang ngejek dia.

Meskipun mama mencoba menganggapku sebagai Salazar, itu tidak mungkin terjadi. Mama selalu menyiksaku apabila melakukan kesalahan. Aku tidak bisa melawannya, karena dia mamaku. Dia cukup menderita ketika melahirkanku dan Salazar. Meskipun jahat, dia merawat Salazar dengan baik.

Aku ingat bertemu Kalila pertama kali saat ia berjongkok menunggu nasi goreng di depan gerbang. Dia cantik, seperti kata Salazar.

Kalila menatap surat yang ada di tangannya. Meletakkan surat itu di meja dan menenggelamkan wajahnya dalam lipatan tangan. Kalila menangis.

Jadi Salazar sudah meninggal? Bahkan bertahun-tahun yang lalu?

Kalila ingat anak kecil yang menulis dengan kesulitan setiap ia ingin berbicara. Ia hanya bisa diam setiap menginginkan sesuatu.

Kalila bahkan ingat Salazar mengajaknya ke panti asuhan untuk melihat bahwa mereka berdua masih beruntung memiliki orang tua.

Kalila menangis semakin kencang. Kehilangan sahabat sama buruknya dengan kehilangan diri sendiri.

Setelah tangisnya reda, Kalila mengangkat wajahnya dan melihat sebuah buku bergambar rusa di hadapannya basah karena air mata Kalila sendiri.

Kalila membuka buku tersebut dan tertawa sumbang melihat daftar nama yang dibuatnya mulai dari ulang tahunnya yang keenam belas.

Kalila menyadari sesuatu. Bukan tentang kapan dan di usia berapa kamu bertemu dengannya. Semua itu sudah digariskan. Kamu akan bertemu dengan orang yang tepat di waktu yang tepat.

Kalila menutup buku itu dan berjalan untuk membuka jendela kamarnya. Udara malam menyentuh kulitnya saat jendela terbuka. Kalila menatap langit cerah dengan konstelasi bintang yang menghiasinya.

"Selamat tidur, Salazar."
































💫💫💫


2043.

Wanita berumur hampir empat puluh tahun itu menatap ponsel hologram miliknya dengan serius.

"Ada apa?" sang suami datang dan duduk di sebelahnya. Wanita itu tidak menjawab hanya menyerahkan ponselnya pada sang suami.

"Kita harus kesana."

"Juli tahu alamatnya, mungkin bisa berangkat bareng."

"Kamu hubungi Juli, aku siap-siap dulu." sang suami mengusap rambut istrinya lalu pergi bersiap-siap.

Wanita itu menghubungi seseorang menggunakan ponselnya. Di dering ke empat, telepon diangkat.

"Hallo kenapa La?"

"Jul, siap-siap gih."

"Mau kemana emangnya?"

"Istrinya Aiden meninggal."











... Akan berlanjut di sekuel.






❤❤❤

Alhamdulillah...

Aku berterima kasih kepada Allah SWT, keluarga dan saudara, teman-temanku yang banyak ngasih inspirasi, juga buat kalian pembaca buku ini. Aku ucapin terima kasih sebesar-besarnya.

Aku minta maaf kalau selama nulis buku ini jarang update atau gak sesuai ekspektasi kalian. Maaf juga kalau endingnya gantung atau mengecewakan. Karena garis cerita ini dari awal sampai akhir udah aku tulis sejak tujuh bulan yang lalu. Aku tulis pake papan tulis gede terus kutempel di dinding. Mungkin juga ceritanya kurang greget ya?

Kalau ada pertanyaan tulis aja di sini ya. Nanti aku coba jawab satu-satu.

Buat yang tanya Kalila sama Aiden gimana? Kok gak baikan? Jawabannya ya, mereka gelut dua puluh tiga tahun cuma gara-gara PR. Kalila cuma ketemu Aiden di pernikahannya Aiden, itupun canggung.

Terus Juli gimana? Udah sehat belum? Nanti lihat di sekuelnya ya.



Terus apa lagi ya,


Kayaknya kalian udah bisa tebak siapa yang jadi suami Kalila.





Ikan kerapu makan kayu,
Ai lop yu tiga ribu♥














Sampai jumpa di sekuel,






-With Big Love, Grizelle

Who I Meet At Sixteen✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang