"Kalian berhak dicintai dan mencintai."
❤❤❤
💫💫💫
Kalila mengintip ke dalam ruangan Salazar. Salazar sedang tertidur dengan luka yang telah diobati oleh dokter. Beberapa bagian tubuhnya melepuh karena siraman air panas.
Tadi saat Devan tahu apa yang terjadi, mereka langsung membawa Salazar ke rumah sakit setelah Kalila mengamuk pada Dena.
"Nih." Kalila melihat Devan menyodorkan sekotak nasi goreng dan air mineral. Devan baru saja membeli makanan di kantin rumah sakit.
"Makasih." Kalila menerimanya dan mereka berdua berjalan kearah taman dan duduk di sebuah bangku. Kalila terkagum-kagum saat membuka kotak nasi goreng itu.
"Salazar tidur?" tanya Devan. Kalila mengangguk dan memasukkan suapan pertamanya.
"Gue masih gak habis pikir sama ibunya. Kenapa dia lakuin itu semua." ucap Devan.
"Setahu gue, dulu dia disayang banget sama ibunya. Gue juga gak tahu kenapa jadi kaya gini."
"Semestinya ada penyebabnya."
"Gue bakal coba ngomong ke Salazar." Kalila melanjutkan makannya.
"Gimana kalau habis ini kita pulang? Udah gelap." Kalila mengangguk.
Setelah Kalila selesai makan, mereka pergi ke ruangan Salazar dan meninggalkan secarik kertas untuk berpamitan. Setelah itu mereka berjalan ke tempat parkir. Devan membawa motornya kesini.
"Oh iya, ini cokelat lo." Devan menyerahkan cokelat bergambar Doraemon pada Kalila.
Kalila menerimanya dengan riang dan membuka bungkusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Who I Meet At Sixteen✔
Teen Fiction"Kita bertemu jodoh kita di usia enam belas tahun, tapi kita tidak sadar bahwa kita telah bertemu dengannya." Sepenggal kalimat itu sangat mempengaruhi hidup seorang gadis. Untuk membuktikannya, ia mencatat semua nama laki-laki yang ditemuinya saat...