"Aku menghargai setiap pilihan yang kau buat."❤❤❤
💫💫💫
Kalila menatap malas buku tulis di depannya. Ia menoleh ke Aiden yang tengah serius mengerjakan latihan soal yang diberikan Pak Saeroyi. Masa bodoh, ia akan melihat pekerjaan Juli saja nanti.
Kalila menyembunyikan wajahnya pada lipatan tangan. Rasanya sepi tanpa Vero di kelas. Biasanya anak itu sudah heboh mencari kunci jawaban.
Vero masih ada di rumah sakit, keadaannya makin buruk setelah menerima kabar tentang Cara. Kalila menyesal memberitahunya.
"Aiden." Kalila menatap Aiden memelas. Aiden menatapnya malas.
"Bagi jawaban." Kalila mengulurkan tangannya. Aiden menggeleng.
"Jahat lo." ia berbalik untuk melihat Lauren dan Juli. Kalila melihat mereka sedang tertidur. Tertidur?
Bahkan Lauren mendengkur pelan. Siapa lagi yang bisa memberinya kunci jawaban.
"Aideeen."
"Aiden ganteng." Kalila menusuk-nusuk pipi Aiden menggunakan jari. Aiden tetal fokus pada soal-soal tadi.
"Aidennya Kalila." Aiden langsung menoleh saat mendengar ucapan Kalila sehingga Kalila yang tadinya menusuk-nusuk pipi Aiden menjadi menusuk hidungnya.
"Bisa diem?"
"Enggak. Bagi jawaban!" Kalila mengulurkan tangannya kembali.
Aiden dengan terpaksa menggeser bukunya kearah Kalila membuatnya bertepuk tangan senang.
"Lo emang terbaik." Kalila tertawa dan langsung menyalin jawaban Aiden. Diam-diam Aiden tersenyum saat melihat Kalila menyalin pekerjaannya.
💫💫💫
"Laper." Kalila mengelus perutnya saat berjalan menuju kantin. Lagi-lagi dia sendirian. Kedua temannya tengah mengambil mangga di pohon milik sekolah.
"Wah ada gembel." Kalila menatap kesal Samuel yang tengah memakai seragam olahraga.
"Minggir lo!" Kalila mendorong Samuel. Samuel balik menarik rambutnya.
"Minggir lo gue mau ke kantin!"
Kalila berjalan membenarkan letak rambutnya yang berantakan. Ia menoleh ke belakang saat seseorang mengikutinya.
"Ngapain lo?"
"Gue mau ke kantin." jawab Samuel menaikkan dagunya.
"Dasar bonsai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Who I Meet At Sixteen✔
Teen Fiction"Kita bertemu jodoh kita di usia enam belas tahun, tapi kita tidak sadar bahwa kita telah bertemu dengannya." Sepenggal kalimat itu sangat mempengaruhi hidup seorang gadis. Untuk membuktikannya, ia mencatat semua nama laki-laki yang ditemuinya saat...