"Kita bertemu jodoh kita di usia enam belas tahun, tapi kita tidak sadar bahwa kita telah bertemu dengannya."
Sepenggal kalimat itu sangat mempengaruhi hidup seorang gadis. Untuk membuktikannya, ia mencatat semua nama laki-laki yang ditemuinya saat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💫💫💫
Kalila mengepalkan tangannya karena emosi. Pipinya bahkan memerah. Sedangkan orang dihadapannya hanya tertawa sumbang tanpa suara sambil menggaruk tengkuk.
Kalila berdecak menatap wajah Salazar yang lebam di beberapa tempat. Di lengannya juga.
"Lama-lama gue laporin mama lo ke KPAI." ucap Kalila penuh emosi.
"Jangan, kasihan mama."
"Terus lo diem aja dia siksa lo gini?" Salazar tersenyum dan menulis dalam note.
"Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa."
"Terserah lo deh, kesel gue."
Saat ini mereka tengah duduk berdua di depan penjual sate padang dekat taman. Kalila tak sengaja bertemu Salazar yang penuh luka lebam.
"Kaos kamu bagus hehe."
Kalila menatap kaos partai politik yang dipakainya.
"Lo gak dapat ya? Padahal waktu itu pak RW minta semua remaja jadi relawan loh terus dikasih kaus ini." Kalila menatap bangga kaos partai politik miliknya.
"Benarkah? Aku tidak tahu."
"Masa sih? Kayaknya waktu itu gue lihat pak RW ke rumah lo." entah hanya perasaan Kalila saja atau Salazar langsung tampak salah tingkah seperti menyembunyikan sesuatu.
"Aku pamit pulang."
Salazar berdiri dan tersenyum pada Kalila yang masih kebingungan. Ia berlari kecil menuju sepedanya lalu mengendarai sepeda dengan cepat.
"Dia kenapa?"
💫💫💫
"Saya tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi. Kalau saya mengulangi itu tandanya saya lupa kalau saya salah."
"Ulangi!"
"Saya tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi. Kalau-"
"Kalimat belakangnya gak usah."
"Saya tidak akan mengulangi kesalahan saya lagi."
Aiden mengangguk sambil melipat tangan di depan dada. Sedangkan Kalila menunduk kesal.
Tadi Kalila mengambil buku tugas Aiden diam-diam untuk menyalin tugas. Dan ternyata Aiden mengetahuinya dan langsung merampas buku tugasnya. Kalila harus berjanji bahwa ia tak akan mengambil buku Aiden lagi.
"Terus tugas gue gimana dong?" Kalila menatap sedih tugasnya yang belum selesai.