"Kita bertemu jodoh kita di usia enam belas tahun, tapi kita tidak sadar bahwa kita telah bertemu dengannya."
Sepenggal kalimat itu sangat mempengaruhi hidup seorang gadis. Untuk membuktikannya, ia mencatat semua nama laki-laki yang ditemuinya saat...
"Kau adalah sementara yang pernah aku anggap selamanya." ❤❤❤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💫💫💫
Aiden Raharja duduk di sampingnya.
Aiden Raharja duduk di sampingnya.
Kalila merasa tersentuh sendiri. Ada yang mengatakan kebetulan seperti ini sebagai pertanda jodoh. Apakah memang benar?
Kalila melirik Aiden dari samping. Aiden tampak sedang memainkan ponselnya.
Semoga belum punya pacar.
Kalila merasa baru saja diselamatkan dari jurang saat tadi Pak Brata meminta Vero pindah dari sebelah Kalila dan Aiden duduk di sebelahnya. Akhirnya, ia terbebas dari cumi-cumi setan itu. Dan ada pangeran berkuda putih di sampingnya.
"Kalila," Kalila menyodorkan tangannya pada Aiden.
"Aiden," jawab Aiden singkat tanpa menoleh.
Apa-apaan ini? Bisa-bisanya dia menolak gadis yang sangat cantik dan lucu seperti Kalila?
"Dih, shombong amat." Kalila menendang sepatu Aiden dan pergi ke bangku milik Lauren.
"Gue yakin si Aiden bakal jadi terkenal, liat aja mukanya, standar visual Wattpad tau gak." Lauren memandang Aiden dengan seksama.
"Dia yang bayarin makanan kalian di kantin tadi. Oh pantes gue ajak ngomong tadi dingin banget." Kalila mengangguk-anggukkan kepalanya. Mengerti sekarang, alasan Aiden bersikap dingin kepadanya.
💫💫💫
Sepulang sekolah, mereka berempat membeli beberapa makanan di kantin lalu duduk di bawah pohon mangga.
Sekolah sudah lumayan sepi. Hanya siswa yang mengikuti ekstrakukikuler teater, sepak bola, futsal dan seni musik yang masih ada di sekolah.
Mereka berempat memandang ke arah lapangan bola. Hanya Vero yang merasa bosan dengan kegiatan ini. Lain dengan Kalila, Juli, dan Lauren yang langsung semangat melihat para siswa yang tengah bermain sepak bola tersebut.
