"Kita bertemu jodoh kita di usia enam belas tahun, tapi kita tidak sadar bahwa kita telah bertemu dengannya."
Sepenggal kalimat itu sangat mempengaruhi hidup seorang gadis. Untuk membuktikannya, ia mencatat semua nama laki-laki yang ditemuinya saat...
"Tawamu yang indah bagaikan lagu yang mengalun di pikiranku."
❤❤❤
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❤❤❤
"Minum,"
"Minum!" Aiden melempar botol tersebut pada Kalila yang tetap diam. Aiden lalu duduk di samping Kalila yang tetap diam.
"Makasih." Kalila membuka botol minum tersebut dan menghabiskannya dalam sekali teguk.
Keduanya kembali dalam sunyi. Sebelum beberapa siswi datang ke hadapannya. Ralat, ke hadapan Aiden.
"Hai, Aiden. Aku Mira." seseorang di antara mereka mengulurkan tangan kearah Aiden. Aiden hanya mengangguk dengan wajah datar. Kalila langsung terbahak melihatnya.
"Ngapain lo ketawa?" tanya Mira.
"Terserah gue dong gue mau ngapain,"
"Ngapain juga lo sama Aiden di sini?"
"Terserah juga gue mau ada di mana," Kalila tersenyum manis.
"Aiden, jangan dekat-dekat dia, dia gak baik." ucap siswi yang lain.
"Ngomong apa lo tadi? Ulangi coba!" Kalila berdiri mendekati siswi tadi.
"Lo tuh cewek gak baik, suka bolos sama temen-temen lo itu."
"Terus kenapa, ada masalah?"
"Bisa aja lo coba pengaruhi Aiden,"
"Nga-"
"Diem." ucap Aiden pelan namun terdengar sangat tajam. Dua orang yang berdebat tadi langsung diam menatapnya.
"Ikut gue!" Aiden menarik tangan Kalila mengajaknya pergi. Siswi-siswi tadi bingung terhadap apa yang terjadi.
"Aiden, mau kemana?" tanya salah satu siswi itu.
"Pacaran." jawab Aiden singkat membuat siswi-siswi itu tercengang dan Kalila juga ikut tercengang. Apa-apaan ini?
"Lo bilang apa tadi?" tanya Kalila saat mereka berjalan lumayan jauh dari kelas.
"Apa?"
"Ya apa?"
"Ya apa?"
"Bodo amat." Kalila menyerah. Dasar es batu.
"Ini mau kemana?" tanya Kalila lagi.
"Nganterin lo ke neraka jahanam." Kalila menghentikan langkahnya. Aiden juga ikut berhenti.
"Kenapa?" tanya Aiden.
"Lo ngelawak ya? Kok mukanya tetep datar tapi, kan jadi gak lucu."
