Pulang Bareng (2)

186 15 0
                                    



Selama perjalanan, Acha hanya terdiam sembari melihat keluar jendela. Acha tidak tahu, apa yang harus dia lakukan dalam kondisi seperti ini. Untuk memecahkan situasi hatinya yang sedang tak menentu, Acha memutuskan untuk memutar lagu yang ada di ponselnya.

Acha begitu menikmatau lagu itu, hingga akhirnya ia mulai mengantuk dan tertidur. Acha tak sadar, jika kepalanya tersandar di bahu Galaksi. Dia merasa sangat nyaman dalam posisi seperti itu. Sedangkan Galaksi, hanya diam saja. Ia tidak peduli.

Galaksi hanya sesekali melirik ke arah Acha. Melihat Acha yang tertidur sangat pulas, membuat Galaksi gemas. Wajah yang begitu polos itu terlihat sangat manis di matanya. Galaksimenyelipkan beberapa helai anak rambut yang menutupi wajah Acha.

"Ternyata lo manis juga!" ucap Galaksi pelan sambil tersenyum.

Galaksi bersyukur, bahwa kedua sahabatnya tidak mendengar apa yang Galaksi ucapkan. Mereka berdua terlalu tenggelam dalam buaian musik yang didengarnya.

Tidak ada yang tahu perasaaan Galaksi saat ini. Entah senang, susah, atau gelisah. Ia sadar, jika dirinya mulai membuka hati untuk Acha. Tapi, dia tak punya cukup nyali untuk mengutarakannya. Menurutnya, mungkin membiarkan rasa ini terpendam adalah jalan terbaik untuknya dan juga Acha.

Galaksi tidak mau Acha tahu apa yang terjadi dalam hidupnya. Galaksi tidak ingin membuat Acha bersedih. Galaksi tahu Acha menyukainya. Tapi, ia memilih diam.  Biarkan waktu membantu rencanya. Galaksi memang mencintainya, namun ia tak ingin membuat Acha menderita.

Setelah sibuk dengan beberapa argumennya, mobil Galaksi telah mendarat mulus di depan rumah Acha. Galaksi berniat untuk membangunkan Acha, namun ia urungkan. Kedua sahabat Galaksi menengok ke belakang untuk memberitahu Acha, jika mereka telah sampai.

Namun, saat mereka menengok, Aska sudah langsung mengejek Galaksi. Riski juga begitu. Bukannya membangunkan Acha, merka malah sibuk menggoda Galaksi.

"Wah ini momen yang harus diabadikan. Gak boleh disia-siakan." ucap Aska yang dibalas anggukan Riski. Aska pun mengambil foto mereka.

Cekrek...

"Anjir! Kalian so sweet banget dah!" kata Riski.

Galaksi mendengus sebal melihat tingkah kedua sahabatnya.

"Lo pilih bangunin ni anak atau lo berdua gak boleh main ke kamar gue?!" ancam Galaksi.

Aska dan Riski spontan membangunkan Acha dari pada tidak boleh main ke kamar Galaksi yang mewah itu.

"Eh, sapi! Bangun lo! Udah sampai rumah lo ini." ucap Aska.

Acha hanya menggeliat dan memcari posisi ternyaman di pundak Galaksi.

"Elah ni bocah selain sapi, ternyata kebo juga. Susah banget dibanguninnya." keluh Aska.

Plakk...

Aska memukul tangan Acha dan seketika Acha terbangun karena kesakitan.

"Aduh sakit tahu! Dasar Tikus Australia!" kata Acha.

"Siapa suruh lu kebo?! Susah banget dibanguninnya. Udah sampai rumah lo ini, mau turun gak lo? Atau lo masih mau nyandar di bahunya Galak?"

Mata Acha terbelalak, ia malu. Acha pun menengok ke arah Galaksi. Galaksi sedari tadi hanya diam, tak berniat berbicara. Acha memberanikan diri untuk meminta maaf dan berterima kasih telah diantar pulang.

"Acha minta maaf ya, Acha gak tahu kalau tadi Acha ketiduran di bahunya Galaksi. Emm.. makasih juga udah nganterin Acha sampai rumah."

"Hmm."

Mendengar jawaban Galaksi, Acha ingin segera tutun dari mobil Galaksi. Ia pun berpamtin pada Riski dan Aska.

"Aska, Riski, makasih ya udah nganter Acha."

"Iya sama-sama." ucap keduanya.

Acha pun turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah. Galaksi hanya bisa melihatnya dari balik jendela.

'Semoga lo kuat menghadapi sikap gue yang kaya gin, Natasha.' batin Galaksi

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang