Suatu Ancaman

101 9 0
                                    

Segitu bencikah Anda sama saya? Padahal saya juga anak Anda!

~Galaksi~

-----

Terlihat seirang laiki-laki sedang mondar-mandir. Ia sedang memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan hati seorang Acha. Untuk mendekatinya saja sulit, apalagi mendapatkan hatinya.

"Apasih istimewanya Galaksi? Hingga Acha busa jatuh dalam pelukannya?" tanya Devan.

"Ini gak bisa dibiarin. Acha harus jatuh cinta sama gue!" tekad Devan.

Devan pun bergegas pulang untuk menemui ayahnya. Ia tahu bahwa Galaksi itu saudara tiringa. Ya, Devan adalah adik kandung Sara yang umurnya hanya neda satu tahun. Galaksi tidak mengetahuinya karena pada saat Devan llahir, Devan berada di London tempat neneknua.

Devan bercerita pada ayahnya tentang semua masalahnya. Ia ingin ayahnya membantunya untuk menaklukan hati Acha. Ayahnya pun menuruti keinginan Devan. Ia segera menghampiri Galaksi

Bapak itu sebenarnya bimbang. Ia tak ingin lagi mengganggu keluarga Galaksi. Sudah cukup dia membuat hidup Galaksi sengsara. Sudah terlalu banyak kesedihan yang dipendam Galaksi. Namun, akibat Devan dia menjadi luluh untuk kembali merusak hidup Galaksi.

Sesampainya di rumah Galaksi. Bapak itu mengucapkan salam pada Bi Inah. Secara tak sengaja, Bu Hana ikut keluar dan terkejut melihat kehadiran bapak itu.

"Mau ngapain kamu ke sini?" tanya Bu Hana.

"Aku hanya ingin bertemu Galaksi, anak kita." ucap Pak Farhan.

"Apa kamu bilang? Anak kita? Maaf, Galaksi itu cuma anak aku. Bukan anak kamu!" ucap Bu Hana.

Sebelum Pak Farhan menjawab ucapan Bu Hana, Galaksi keluar dari rumah karena mendengar kegaduhan di teras. Galaksi terkejut melihat ayahnya ke sini. Ada hal apa yang ingin disampaikan ayahnya?

"Eh Galaksi, apa kabarmu?" tanya Pak Farhan.

"Tidak baik." ucap Galaksi.

"Oh iya, sebenarnya Papa mau bicara satu hal ini sama kamu. Hanya berdua, boleh?" ajak Pak Farhan.

Galaksi menoleh pada ibunya, ia hendak pamit sebentar untuk mengikuti Pak Farhan.

"Bunda, Galaksi pergi sebentar ya? Nanti Galaksi alan ajak Acha ke sini." ucap Galaksi.

"Beneran, Nak?" tanya Bu Hana sambil tersenyum.

" Iya Bunda." ucap Galaksi.

Bu Hana mengizinkan Galaksi untuk pergi. Galaksi pun mengikuti mobil ayahnya yang berada di depan. Mobil mereka mengarah ke restoran ternama. Sesampainya di sana, mereka memilih ruangan private.

"Galaksi, Papa ingin mengatakan suatu hal sama kamu." ucap Pak Farhan.

"Anda bisa langsung saja. Saya tidak punya banyak waktu." ucap Galaksi.

"Papa ngin kamu menjauhi Acha. Papa akan membawamu berobat ke liar negeri dengan fasilitas yang begitu lengkap. Papa juga gak akan ganggu kehidupan kamu lagi setelah sembuh. Tapi, kalau kamu gak mau jangan salahkan Papa yang akan terus menerormu." ucap Pak Farhan.

"Belum cukupkah Anda menghancurkan keluarga saya?" tanya Galaksi.

"Itu terserah sama kamu. Pilihan ada di tanganmu. Papa tahu kamu sedang sakit parah, bukankah Papa telah berbuat baik padamu? Papa yakin, kamu tidak cukup uang untuk berobat ke rumah sakit yang fasilitasnya lebih lengkap." tutur Pak Farhan.

"Anda memang manusia berhari iblis." ucap Galaksi.

"Papa kasih waktu 3 hari untuk memikirkan jawabanny." ucap Pak Farhan yang kemudian meninggalkannya.

Galaksi masih berpikir keras atas ucapan yang dikatakan oleh Pak Farhan. Ia ingin sembuh, tapi ia tidak ingin meninggalkan Acha. Galaksi pun pergi meninggalkan tempat itu dan menuju ke rumah Acha.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang