Percayalah, takdir tak seburuk yang kita bangayngkan. Semesta lebih tahu kapan kesedihan akan menjelma menjadi kebahagiaan
-----
Satu persatu orang meninggalkan tanah pemakaman. Hanya tersinya sepasang remaja di sana. Galaksi mengusap punggung Acha dan membuatnya tegar. Acha sedari tadi berusaha kuat dan menahan tangisnya. Ia tak ingin terlihat lemah dihadapan orang-orang.
"Aku masih gak percaya kalau orang tuaku udah gak ada. Apa Acha salah ya? Kenapa Acha dikasih cobaan kaya gini?" tanya Acha.
"Gak ada yang salah, Cha. Semua udah dicatat dalam goresan takdir. Semua yang hidup akan mengalami mati. Begitu juga orang tuamy dan juga kita. Kita gak tahu kapan kematian itu datang. Gak ada yang bisa menolaknya. Yang harus kita lakukan adalah ikhlas menjalani skenario yang ada." ucap Galaksi.
"Tapi rasanya baru kemarin Acha main sama mereka di taman, aku begitu senang bercanda dengan mereka. Sungguh pemandangan yang begitu indah. Dan sekarang aku gak punya siapa-siapa." ucap Acha sambil menunduk.
Galaksi yang mendengar itu pun membalikkan tubuh Acha. Ia menghapus air mata Acha dan mencium keningnya. Ia tak ingin melihat Acha bersedih.
"Hei! Lo gak sendiri, Cha. Lo masih punya gue, Aska, Riski, Bunda. Masih banyak yang sayang sama lo. Banyak yang peduli sama lo. Jadi, lo jangan pernah merasa sendiri ya!" ucap Galaksi.
"Tapi Galaksi, Acha gak mau mereka baik cuma karena kasihan sama aku. Aku gak mau dikasihani." ucap Acha.
"Sstt.. Tatap mata gue. Lihat dengan dalam, Cha! Gue sayang sama lo. Apa lo gak bisa lihat ketulusan di mata gue?"
"Acha lihat itu Galaksi. Tapi, Acha masih ragu. Sedangkan Galaksi dekat dengan Stella." ucap Acha.
"Iya, gue emang dekat sama Stella. Tapi gue cuma sayang sama lo, bukan dia. Dan sekarang gue mau kita balikan." ucap Galaksi.
"Balikan?" tanya Acha.
"Iya. Karena gue mau menjaga lo seutuhnya, selalu ada untuk lo, dan juga buat lo bahagia." ucap Galaksi.
"Acha mau."
"Gue mau lo jauhin Devan. Dia jahat, Cha!" pinta Galaksi.
Acha tak mengerti apa maksud Galaksi. Namun, Galaksi hanya diam dan tak menjelaskan.
"Lo akan tahu sendiri nanti. Lo harus percaya takdir itu selalu indah. Gak selamanya semesta membenci manusia." ucap Galaksi.
Acha semakin tak mengerti apa yang dikatakan Galaksi. Ia memilih untuk diam dan memeluk Galaksi. Karena dia akan selalu tenang, jika berada dalam pelukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSI
FanfictionIni bukan cerita badboy atau badgirl. Cerita ini lebih menitikberatkan pada kepada sifat seseorang yang terkenal dingin layaknya es. Dan pada akhirnya, laki² itu luluh hanya karena cewek manja yang menggemaskan masuk ke dalam kehidupannya. Ayo simak...