Jadian

160 14 0
                                    

Malam adalah aku, siang adalah kamu. Pertemuan kita hanyalah dua waktu. Anyara terbit dan terbenam.

-----

Acha berlari di sepanjang lorong kelas IPA. Sambil membawa boneka pandanya, Acha menuju kelas Galaksi. Sesampainya di sana, Acha belum menemukan cowok itu. Kedua sahabat Galaksi pun belum juga terlihat.

"Ris, Galaksi kemana? Kok belum datang?" tanya Acha pada Riska.

"Gue juga gak tahu, Cha. Mungkin bentar lagi, lo tunggu aja di sini." jawab Riska.

Acha pun hanya mengangguk, lalu duduk di meja Galaksi. Tubuh Acha sangat gemetaran. Tapi, ia harus mengungkapkan suatu hal pada Galaksi. Ia tidak bisa terus dihantui oleh perasaannya sendiri. Sejak tadi malam, Acha tidak bisa tidur karena terus diganggu oleh bayang-bayang Galaksi. Senyumnya, wajahnya, sampai suaranya pun Acha tidak bisa lupa.

Terlihat Galaksi dan kedua sahabatnya memasuki ruang kelas. Namun, Acha masih bergelayut dalam pikirannya. Galaksi memandangnya curiga dan berniat ingin membuatnya kaget.

Brakk...

Gebrakan meja Galaksi membuat seluruh ruang kelas menatapnya. Tak terkecuali Acha yang sedari tadi sibuk melamun.

"Lo ngapain pagi-pagi di meja gue?" tanya Galaksi.

"Eh, em, anu. Aa-cha mau bilang sesuatu sama kamu." jelas Acha gelagapan.

"Mau ngomong apa?" tanya Galaksi.

"Sebenarnya, Acha itu suka sama Galaksi. Acha ke sini berniat untuk nembak Galaksi. Galaksi mau gak jadi pacar Acha?" ucap Acha sambil menyerahkan boneka panda kesayangannya.

Galaksi heran, untuk apa Acha menyerahkan boneka itu padanya. Emang dia pikir Galaksi itu menyukai boneka atau bagaimana?

"Lo ngasih gue bineka itu buat apa? Emang lo pikir gue sama kaya lo yang suka sama boneka?!" ucap Galaksi.

"Eh, bukan gitu maksudnya. Maksud Acha itu gini, boneka ini adalah boneka yang paling Acha sayang. Kaya hati Acha, boneka ini gak sembarang orang Acha kasih. Jadi, kalau Galaksi mau nerima Acha, Galaksi terima boneka ini. Kalau gak mau, Galaksi boleh buang boneka Acha." jelas Acha.

Galaksi mencari ketulusan di mata Acha. Dan benar saja, Acha memang tulus mencintainya. Tak menyangka, jika Acha memiliki perasaan yang sama. Galaksi pun mengambil boneka itu dan melihatnya. Acha sudah kepalang senang melihat Galaksi menerima boneka itu. Namun, selang beberapa detik kemudian Galaksi memberikan boneka itu pada Riska.

Acha terkejut melihat itu, bagaimana mungkin Galaksi berbuat seperti itu padanya. Galaksi pun mendekati Acha.

"Gue gak butuh boneka itu buat ada di samping gue. Yang gue mau, lo yang selalu ada di samping gue, Natasha." ucap Galaksi yang membuat seluruh isi ruang kelas terkejut, termasuk Acha.

Acha dibuat mati berdiri. Acha tidak bisa berkata apa-apa pada Galaksi. Jantungnya berdebar tidak karuan. Apalagi setelah Galaksi membisikkan kalimat yang mampu membuat Acha pingsan mendadak.

"Malam adalah aku, siang adalah kamu. Kita hanyalah pertemuan antara dua waktu. Antara terbit atau tenggelam. Tapi, kita berada dalam dimensi yang sama. I love you, Natasha." ucap Galaksi, lalu perrgi meninggalakan Acha yang kaku di tempat.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang