Akan ada saatnya di mana hati yang beku akan mencair seiring dengan berjalannya waktu. Seperti batu yang akan semakin terkikis termakan oleh air yang terus mengalir.
------
GALAKSI's POV
Seusai pulang sekolah, gue memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sebentar untuk meminjam beberapa buku yang nantinya akan gue gunakan untuk olimpiade fisika.
Suasana sekolah saat sore hari cukup menyeramkan. Tak jarang juga banyak yang sering melihat hantu perempuan di lorong menuju perpustakaan. Memang dari kebanyakan sekolah, perpustakaan adalah tempat yang paling keramat. Bagaimana tidak? Tempat itu berada di paling pojok. Suasana sunyi dan gelap menambah keangkeran gedung ini. Belum lagi dengan embusan angin yang begitu kencang dan terasa menyayat kulit.
Srettt...
Terdengar suara pintu perpustakaan terbuka. Gue yang penasaran pun melihatnya dari kejauhan. Yang ada di pikiran gue saat ini, 'Masa sih, ada hantu di sekolah ini? Mungkin aja itu orang kan?'
Gue berjalan menuju perpustakaan dengan perasaan was-was. Sesampainya di depan perpustakaan, benar saja jika pintunya dalam keadaan terbuka. Gue pun masuk untuk memastikan siapa yang saat ini berada di perpustakaan. Bahkan semua warga sekolah mengira jika ada hantu di perpustakaan ini.
Gue menyusuri lorong-lorong buku di sana. Dan tak sengaja menangkap siluet seorang gadis di hadapannya. Sepertinya gadis itu tidak menyadari keberadaan gue. Tampak gadis itu sedang kesusahan untuk mengambil buku yang letaknya di rak paling tinggi.
Sosoknya masih terlihat jelas di mata gue. Betapa kesusahan dia saat ingin meraih buku itu. Ketika gue berniat untuk membantunya, kejadian kecil telah membuat gue buru-buru menghampiri gadis itu.
Brukk...
Gadis itu kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Semua buku yang ada di rak ikut terjatuh menimpanya. Dia teriak cukup nyaring di telinga. Tanpa menunggu waktu lama, gue berlari menghampirinya.
Saat gue lihat, gadis itu pingsan. Gue terduduk dan memangkunya hingga wajahnya sangat jelas terlihat di pandangan gue. Mata gue terbelalak kaget saat menyadari bahwa gadis itu adalah gadis yang memenuhi pikiran gue sejak tadi.
Entah mengapa, ada rasa khawatir dalam diri gue saat melihatnya seperti ini. Dengan wajah panik, burur-buru gue membawanya ke rumah sakit.
Dalam hati kecil gue berteriak, "Lo kuat! Lo harus bertahan! Gue sayang sama lo, Natasha!"

KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSI
Fiksi PenggemarIni bukan cerita badboy atau badgirl. Cerita ini lebih menitikberatkan pada kepada sifat seseorang yang terkenal dingin layaknya es. Dan pada akhirnya, laki² itu luluh hanya karena cewek manja yang menggemaskan masuk ke dalam kehidupannya. Ayo simak...