Gak ada yang namanya kebetulan. Kadang manusia suka salah mengartikan keadaan.
------
Acha memasuki ruang kelas dengan perasaan tak menemtu. Ada perasaan bahagia, was-was, tegang jadi satu. Ia berjalan dengan sangat terburu-buru hingga tak sadar jika di depannya ada orang membawa beberapa tumpukan buku.
Brukk...
Acha tak sengaja menabrak orang itu dan membuat semua buku itu jatuh berserakan ke lantai. Dengan cepat, Acha membantu orang itu mengambil buku yang berserakan itu.
"Aduh, maafin Acha ya! Acha bener-bener gak sengaja kok." ucap Acha.
"Eh iya, gapapa Cha!" jawab Indra, ketua kelas di kelas XII IPA 2.
"Yaudah, Acha masuk dulu ya."
"Oke, Cha!"
Acha menuju mejanya lalu mencari buku untuk menutupi wajahnua. Acha gak bisa menahan rasa yang sedari tadi menggebu di dalam jiwanya. Acha membayangkan kejadian tadi dan berandai jika Galaksi bisa bersikap lebih lembut lagi padanya.
"Aduh, malu banget!" ucap Acha dalam hati.
Acha menghentikan imajinasinasinya saat guru memasuki ruang kelasnya. Namun, pikiran Acha berada di tempat lain. Pelajaran yang dijelaskan tidak ada satu pun yang masuk di otak. Sampai jam pelajaran berakhir pun, yang ada dipikiran Acha hanya Galaksi.
-----
Setelah jam pelajaran selesai, Galaksi bergegas untuk pulang sekolah. Namun, kedua sahabatnya mencegahnya. Mereka berniat untuk mengajak Galaksi untuk ke tempat biasa mereka nongkrong,
"Lak, nongkrong dulu yuk bentaran. Kita kan udah lama gak nongkrong nih." ajak Aska.
"Iya, kalai-kali kita nongkrong lagi. Udah lama kita gak nongkrong bareng." tambah Riski.
Yang diajak bicara hanya mendengus bosan, lalu melempar kunci mobilnya kepada Aska. Dengan sigap Aska menangkapnya.
"Yoyo mama! Yok cus!"
Mereka pun menuju parkiran. Selama perjalanan, Galaksi hanya terdiam di belakang. Sedangkan teman-temannya sedang riuh gembira dengan musik yang mereka set di radio mobil Galaksi.
Di persimpangan jalan, Aska melihat Acha berdiri di pinggir jalan. Walau Aska sering dibuat kesal oleh Acha, namun jiwa kasihan sebagai laki-laki pun menggebu. Ia dengan hati-hati meminta izin kepada Galaksi untuk menawari Acha tumoangan.
"Lak, tu Sapi Paris kasihan nunggu di pinggir jalan. Boleh gak kalau kita kasih tumoangan?" tanya Aska.
"Hmm.." jawabnya.
Aska pun menepikan mobil Galaksi menuju Acha. Acha kebingungan melihat mobil yang tiba-tiba berhenti di depannya. Tiba-tiba kaca mobil terbuka.
"Woi! Sapi Paris, buruan ikut! Ntar gue anterin lu pake mobilnya Galaksi." tawar Aska.
"Apa?! Dasar Tikus Australia." umpat Acha.
"Udah buruan, keburu Galaksi ngamuk."
Acha mengangguk dan buru-buru menuju mobil. Acha melihat Galaksi yang juga menatapnya garang. Acha hanya menunduk tak berani menatap Galaksi. Aska pun kembali melajukan mobil dengan kecepatan sedang.
'Tahan, Cha!' batin Acha.

KAMU SEDANG MEMBACA
GALAKSI
Fiksi PenggemarIni bukan cerita badboy atau badgirl. Cerita ini lebih menitikberatkan pada kepada sifat seseorang yang terkenal dingin layaknya es. Dan pada akhirnya, laki² itu luluh hanya karena cewek manja yang menggemaskan masuk ke dalam kehidupannya. Ayo simak...