Empat Puluh Enam

1.2K 128 20
                                    

Terhitung sudah satu minggu Vano pulang dari rumahsakit, selama satu minggu itu pula Sehun menginap dirumah Irene menemani wanita itu mengurus ketiga anak-anaknya.

Sepulang kerja Sehun pulang kerumah Irene dan disambut oleh ketiga putra-putrinya persis layaknya seperti keluarga yang begitu sempurna.

"Anak-anak kita tidur yu, udah malem" ajak Irene kepada ketiga buah hatinya.

"Hyunjin tidur sendiri aja ya Ma" ujar bocah itu kepada Mama-nya. Irene bisa melihat jika putranya itu sudah mengantuk sekarang terbukti dengan tatapan mata Hyunjin terlihat begitu sayu.

"Hyunjin mau di temenin Papa gak?" tanya Sehun.

Hyunjin langsung menggeleng "Gak usah Pa, Hyunjin sendiri aja gak pa-pa" setelah mengatakan itu Hyunjin langsung bergegas menuju kamarnya yang berada dilantai atas

"Kita tidur sendiri aja Ma gak pa-pa, Papa sama mama istirahat aja" ujar Vano kemudian ikut menyusul Hyunjin kakaknya diikuti oleh si bungsu dari belakang.

Setelah memastikan ketiga bocah itu sudah masuk ke kamarnya masing-masing Irene mendudukan tubuhnya disofa lalu Sehun ikut duduk disana disamping Irene.

Laki-laki itu meraih lengan Irene, menggenggam lengan wanita itu "Irene" panggil Sehun lembut.

Irene menoleh kepada laki-laki menatap netranya dalam "Kenapa Hun?" tanyanya.

Sehun menghela napasnya tiba-tiba saja ia gugup bukan main entah kenapa, ini sama seperti pertamakali Sehun menyatakan perasaan kepada waktu mereka masih mengenakan pakaian putih abu-abu.

Sekarang usianya sudah menginjak pertengahan kepala tiga juga Irene yang sudah memiliki tiga orang anak juga satu yang masih belum lahir.

Ya, Irene dinyatakan hamil oleh dokter saat Vani dirawat Irene sempatkan untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi pada tubuhnya belakanga ini.

Benar saja, Dokter pun memberitahu jika Irene tengah mengandung lagi sekarang. Irene tidak sangka jika dirinya sesubur itu.

Jika kalian bertanya apakah Sehun dan Irene sudah menikah? Belum! jawabannya belum atau bahkan tidak akan sama sekali? Entahlah Irene sendiri masih bimbang antara menerima atau menolak lamaran Sehun tempo lalu.

Kira-kira Irene harus memberikan jawaban seperti apa pada Sehun?

Memang Irene sudah memaafkan laki-laki itu sepenuhnya namun jika kembali mengingat apa yang sudah Sehun lakukan dulu pada Irene rasanya Irene tidak selegowo itu untuk kembali menerima Sehun lagi.

Memang Irene akui jika Sehun sudah berubah lebih baik bahkan mungkin menjadi yang terbaik dimata orang-orang tapi dimata Irene tetaplah mendiang suaminya masih jadi yang terbaik dan akan selalu seperti itu sampai kapanpun.

Sehun mengelus perut rata Irene yang mana didalam sana terdapat sebuah kehidupan mahakarya dari benih yang Sehun tanam membuahkan hasil.

Tidak dapat menyembunyikan rasa bahagianya Sehun akui itu, Sehun berharap semoga dengan hadirnya lagi satu malaikat yang akan hadir nanti bisa sedikit menghilangkan rasa bersalahnya selama ini karena tidak ada disaat Irene membutuhkannya ketika mengandung Hyunjin dulu.

"Aku masih menunggu jawaban kamu soal lamaran aku tempo hari" Sehun memecah keheningan yang tercipta.

Yang mana genggaman Sehun langsung Irene lepaskan begitu saja, Irene membuang pandangannya ke arah lain.

"Kamu udah selesain urusan kamu sama Jisoo?" Irene malah bertanya.

"Rene--"

"Cobalah untuk bertanggungjawab dengan keputusan yang sudah kamu ambil Sehun, kalau kamu sedari awal emang gak ada niatan untuk serius sama Jisoo kenapa kamu sampai mengajaknya menikah? Lalu tepat di hari H pernikahan kalian kamu pergi gitu aja, kamu sadar gak apa yang udah lakuin itu bukan cuma nyakitin Jisoo tapi nyakitin keluarganya juga" kata Irene panjang lebar.

sacrifice or betrayal (Sehun X Irene) 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang