Empat Puluh Empat

1.3K 155 82
                                    

Irene mengerutkan keningnya ketika melihat ketiga anaknya pulang dengan wajah ditekuk, tidak seperti tadi pagi pada saat mereka berangkat yang begitu ceria dan antusias.

Melirik Sehun meminta penjelasan, laki-laki itu pun menggelengkan kepalanya. Sekarang Irene paham pasti ada sesuatu yang tidak beres.

"Lain kali Papa gak usah kenalin Mama baru buat Hyunjin! Mama Hyunjin cuma satu!" kata Hyunjin ketus pada Sehun, kemudian bocah itu melengos pergi ke kamarnya.

"Erin gak usah sama tante Jisoo! Om Sehun jangan bawa tante Jisoo buat ketemu Erin!" Irene cukup terkejut mendengar putrinya memanggil Sehun dengan sebutan Om.

Lalu Irene beralih ke Vano, putranya itu hanya diam tanpa mengatakan apapun namun Irene tahu putranya itu tengah murung sekarang.

"Van--"

"Papa kalo mau sama tante Jisoo gak pa-pa tapi Vano tetep sama Mama" Vano berujar, setelah menyela ucapan Sehun bocah itu langsung pergi ke kamarnya, menyusul dua saudaranya yang lain.

Sehun membuang napasnya kasar kemudian mendaratkan bokong nya di sofa disusul Irene yang juga duduk disana.

Irene menyentuh pundak Sehun kemudian laki-laki itu menoleh menatap wanita yang sampai saat ini masih ia cintai.

"Sabar Hun, aku yakin nanti anak-anak bisa nerima Jisoo" ujar Irene, dilihat dari respon anak-anaknya tadi Irene yakin jika Jisoo gagal mengambil hati anak-anaknya.

Sehun tidak menjawab melainkan ia menjatuhkan kepalanya di pundak Irene "Aku capek Rene..." ucapnya lirih.

Giliran Irene yang diam perempuan itu mengusap punggung Sehun.

"Anak-anak gak akan pernah bisa nerima perempuan lain buat jadi Ibu untuk mereka" kata Sehun lelah, sudah banyak perempuan yang Sehun kenalkan pada anak-anaknya itu namun tetap saja tidak ada satupun diantara mereka yang bisa menerimanya.

"Aku udah bilang dari awal kamu kalau mau nikah gak usah minta persetujuan anak-anak, yang jalanin kamu bukan mereka masalah anak-anak aku bisa atur toh mereka tinggal sama aku bukan sama kamu, kalo kamu mau ketemu mereka sesekali kamu bisa datang kesini dengan syarat atas persetujuan istri kamu" kata Irene panjang lebar.

Irene tidak akan melarang Sehun untuk menikah dengan perempuan manapun, itu hak nya meskipun anak-anaknya tidak suka kepada calon Sehun seharusnya laki-laki itu tidak usah memikirkannya. Toh Vano bukan anak kandungnya Hyunjin pun pasti anak cuek-cuek saja jikalau Sehun menikah jadi Sehun tidak ada alasan apapun untuk tidak menikah.

Ya.. kecuali jika Sehun memiliki alasan lain yang mendasari kenapa laki-laki itu belum menikah juga.

"Ini bukan tentang mereka Rene, tapi kamu!"

Irene sontak menghentikan usapan tangannya pun Sehun menjauhkan kepalanya dari bahu Irene.

"Apa maksud kamu?! Aku gak pernah larang kamu buat nikah sama siapapun!" Irene mulai terpancing, tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba Sehun menyalahkannya.

"Iya kamu! kamu yang membuat semuanya sulit! kamu yang terus nolak untuk nikah sama aku! padahal kalo kamu mau ini gampang! kamu buang jauh-jauh ego kamu berkorban untuk anak-anak apa susahnya?!"

Tangan Irene terkepal Sehun lagi-lagi membahas hal itu, sejujurnya Irene paling menghindari topik ini karena jika mereka sudah membahas hal ini maka dipatikan ia dan Sehun akan berakhir dengan bertengkar.

Padahal berkali-kali Irene jelaskan pada Sehun jika ia memang tidak berniat untuk menikah lagi seharusnya Sehun paham dan tidak mengungkit hal ini lagi.

"Alasan aku tetep sama Hun, kamu udah tahu itu" kata Irene lembut, ia tidak boleh ikut emosi kali ini.

"Ini udah lima tahun Rene lima tahun! mau sampai kapan kamu stuck sama Jaehyun?! Dia udah mati Rene! udah mati!" Sehun mulai berapi-api, tentu hal itu membuat emosi Irene naik seketika, Irene menatap Sehun tajam terlihat jelas raut kemarahan yang terpancar di mata perempuan itu.

sacrifice or betrayal (Sehun X Irene) 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang