Seorang gadis datang ke sekolah dengan pakaian berantakan juga wajah yang terlihat mengantuk. Ia berjalan malas ke arah kelasnya, di sepanjang perjalanan gadis itu menggerutu.
Terlihat pintu kelasnya yang tertulis 11 IPA 2. Ketika masuk ke dalam kelas, ia disambut dengan suara cempreng milik sahabatnya. Segera ia menatap kesal asal suara tersebut dan mendudukkan diri di bangku.
"Pagi! Nada," sapa Ilana.
Gadis yang disapa dengan nama Nada hanya terdiam. Menatap datar temannya yang bernama Ilana.
"Ilana, mending lo duduk, deh," saran Cevilla.
Ilana menatap bingung ke arah Cevilla. Saat ingin melayangkan protes ia sudah mendapat tatapan tajam dari sahabatnya itu.
"Jadi lo kenapa?" tanya Selin.
Nada masih diam tak bergerak, hanya helaan napas yang terdengar dari gadis itu.
"Alaska?" tanya Cevilla.
Bukan menjawab pertanyaan dari Cevilla, Gadis itu malah menelungkupkan wajah ke lipatan tangannya.
"Nada kenapa, vill?" bisik Ilana yang merasa aneh dengan kelakuan Nada.
Cevilla mengedikkan bahu.
"Ck," decak Selin.
"Mending cerita daripada kesel sendiri berujung bunuh diri."
Ia bangun dan menatap tajam Selin yang dengan santai juga menatapnya.
"Gue kesel sama si Alaska. Dia bangunin gue dengan nggak santai dan menyebalkan!" seru Nada dengan wajah kesal.
Kini, sahabat-sahabatnya tahu jika Nada bersikap aneh di pagi hari karena siapa. Lagipula, seorang Nada nggak akan datang sepagi ini.
"Pantes aja lo datang pagi banget."
Nada tak perduli ucapan Cevilla dan kembali menelungkupkan wajahnya. Ilana yang merasa tak puas dengan jawaban Nada pun bertanya kembali.
"Emangnya Nada diapain sama Alaska?"
Cevilla dan Selin menatap datar Ilana.
"Gue diangkat dari kasur ke bathub," kata Nada dengan wajah datar.
Mendengar itu Cevilla dan Ilana tertawa keras sementara selin memalingkan wajah ke arah lain.
"Puas kalian ketawain gue?" sinis Nada.
Gadis itu kembali menelengkupkan wajah di lipatan tangannya. Sementara teman-temannya berusaha meredakan tawa.
"Abang lo super jail ya," celetuk Cevilla.
"Bang Alaska baik tahu! Kadang Ilana suka dikasih coklat," sunggut Ilana.
Selin menatap datar Ilana. Lalu menarik tangan gadis itu menuju bangku mereka.
"Udah nggak usah perduliin ocehan Ilana," ujar Cevilla.
Nada mengangguk dan menatap keluar jendela. Tak lama suara bel berbunyi. Ia merasa beruntung karena tidak telat hari ini meski begitu ia masih kesal dengan Abangnya.
Selintas ide muncul di otaknya saat tak sengaja memikirkan guru yang akan mengajar di jam pertama. Lalu ia menatap Cevilla dengan seringainya.
"Cev," panggil Nada.
Gadis itu menoleh, dahinya mengernyit melihat teman sebangkunya menyeringai ke arahnya.
"Masih pagi. Lo mau ngapain?"
Bukan menjawab pertanyaan yang di lontarkan sahabatnya itu, Nada malah mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Cevilla menggeleng-gelengkan kepala setelah melihat benda yang Nada keluarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA [COMPLETE]
Teen FictionSeorang gadis SMA melakukan pengamatan atau bahasa kerenya adalah observasi. Biasanya observasi dilakukan pada fenomena alam, tidak dengan gadis itu. Ia melakukan observasi pada makhluk hidup alias manusia. Bukan pengamatan seperti meneliti organ ma...