Setelah bel masuk berdering semua siswa memasuki kelas masing-masing. Koridor terlihat sepi hanya lapangan saja yang terisi oleh murid dengan pelajaran olahraga hari ini.
Di kelas Nada memandang langit yang terasa lebih menyenangkan daripada mendengarkan guru di depannya. Sedari tadi yang ia lakukan adalah melamun sambil menatap awan yang bergerak.
"Nada."
Ia menoleh ke arah orang yang memanggilnya. Ternyata guru yang sedang mengajar yang menyebut namanya.
"Ya, Bu?"
"Jawab pertanyaan saya."
Ia pun mengangguk.
"Berapakah massa dari 3 mol H2O?"
Dengan santai Nada menjawab, "Rumusnya adalah Mol dikali Mr. H2O. Diketahui Mr. H2O ialah 18, dan mol nya adalah 3. Jadi, 3 dikali 18 menghasilkan 54 gram."
Guru itu mengangguk. "Satu pertanyaan lagi."
"Sebutkan bunyi hukum Avogadro."
"Gas-gas yang memiliki volume yang sama, pada suhu dan tekanan yang sama, memiliki jumlah molekul yang sama pula," jawab Nada.
"Bagus."
Nada tersenyum senang. "Bu, saya izin ketoilet, ya?"
"Ya."
Cevilla menoleh ke arah Nada. "Heh, itu alasan lo biar bisa cabut, kan?" bisik Cevilla.
"Yoi!" Cevilla mendengus atas jawaban Nada.
Setelah berhasil keluar dari kelas segera ia ke toilet. Tujuannya memang pergi ke toilet jadi ia tak sepenuhnya berbohong.
Sampai di toilet dan menyelesaikan urusannya ia langsung menuju kantin melewati lapangan. Ada suara dari bola basket yang dimainkan di lapangan tapi ia tak perduli dan fokus pada ponselnya.
"Awas!" teriak seseorang.
Ia menoleh ke samping, matanya terbelalak mendapati bola basket yang mengarah padanya.
Duk
"Awsh," ringis Nada.
Nada jatuh terduduk memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Samar-samar ia mendengar derap kaki seseorang.
"Lo nggak apa-apa?" tanya seseorang.
Pikirannya tak fokus kepalanya terasa sakit pandangannya juga buram. Terakhir yang dapat ia dengar adalah suara seseorang yang berusaha menyadarkannya.
Tak terasa bel pulang sudah berdering sejak beberapa menit yang lalu. Tapi Nada belum juga membuka matanya. Ada seorang laki-laki yang menemai Nada di ruangan berbau obat tersebut. Lelaki itu terdiam sambil membaca sebuah buku.
"Ssh."
Buku yang dipegangnya ditutup mendengar ringisan dari gadis di depannya. Ia menunggu gadis itu sadar seutuhnya barulah ia meminta maaf.
"Gue di UKS, ya," kata Nada.
"Iya."
Nada mengerjapkan pandangannya yang terasa memburam. Kepalanya masih terasa pusing akibat bola basket yang seenak jidat mengenai kepalanya.
"Kalau masih pusing gue bawa ke dokter aja gimana?" tanya lelaki itu. Suaranya terdengar khawatir.
"Nggak usah."
Lelaki itu pergi dari hadapan Nada tak lama ia kembali membawa segelas teh hangat.
"Minum dulu."
Ia mengangguk pelan.
"Udah mendingan?" tanya laki-laki itu.
Nada masih tertunduk. Setelah merasa baikan perlahan ia mengangkat kepalanya untuk melihat laki-laki di hadapannya.
"Loh." Nada tersentak saat melihat seseorang di depannya.
"Kenapa?" tanya laki-laki itu bingung.
Nada menggeleng.
Lelaki itu duduk di kursi semula dan menghadap Nada.
"Gue minta maaf. Tadi pas main basket bolanya malah nyasar ke kepala lo," kata laki-laki itu.
Dengan santai Nada menjawab, "Nggak apa-apa."
"Dimaafin, kan?"
"Iya."
Sepertinya laki-laki itu merasa lega karena ia memaafkannya dengan mudah. Tapi seseorang di hadapannya tak tahu apa yang ada di otak cantiknya pikirkan.
"Kayaknya udah sore banget," kata Nada memandang langit yang berwarna oranye.
"Udah beberapa menit lalu bel pulang berdering. Tadi juga ada teman-teman lo ke sini," jelas laki-laki itu.
Nada hanya mengangguk mendengar penjelasan lelaki di hadapannya ini.
"Lo anak IPA 2, ya?"
"Iya. Lo?"
Laki-laki itu tersenyum.
Senyumnya bikin lumer, astaga.
Nada menunduk sambil tersenyum. Senyuman lelaki itu sangat manis.
"Gue IPS 1."
Mendengar jawaban yang dilontarkan laki-laki itu membuat Nada tersenyum miring.
"Nama gue Nada. Nama lo?"
Tangan Nada terulur dan disambut oleh tangan lelaki itu.
"Gue Angkasa."
Nada tersenyum senang.
"Berteman," ucap keduanya.
My objek. batin Nada.
***
Halo selamat malam👋
Jangan lupa vote and komen ya ⭐
Jangan lupa next juga ➡
Terimakasih 💜
Happy reading 📖
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA [COMPLETE]
Teen FictionSeorang gadis SMA melakukan pengamatan atau bahasa kerenya adalah observasi. Biasanya observasi dilakukan pada fenomena alam, tidak dengan gadis itu. Ia melakukan observasi pada makhluk hidup alias manusia. Bukan pengamatan seperti meneliti organ ma...