23

37 9 1
                                    

"Baik, sekian dari saya terimakasih." Guru tersebut keluar kelas karena pergantian jam.

Kelas seketika gaduh setelah guru tersebut keluar. Doni selaku ketua kelas menghela napas lelah karena kelasnya tak bisa diatur.

"Oi! DIEM LO SEMUA!!" teriak Doni lantang.

Seketika seisi kelas mendadak hening. Bahkan murid yang bermain kejar-kejaran pun terhenti, cewek yang bergosip pun menoleh, bahkan si Kutu Buku pun ikut menatap Doni.

"DIEM LO SEMUA!" teriak Doni sekali lagi.

Serentak mereka menggebrak meja membuat Doni mengelus dada, sabar.

"LO YANG DIEM!!" balas mereka.

Sedetik kemudian kelas menjadi pasar mendadak. Doni yang sudah capek menghadapi teman-temannya pun keluar kelas untuk memanggil guru selanjutnya yang akan mengajar.

Brak

Suara pintu yang ditutup dengan kencang tak membuat mereka terdiam. Bahkan ada yang bermain bola di dalam kelas.

"Gila! Kasian Doni, anjir," ujar Cevilla.

"Iya, kasian," tambah Ilana.

Nada memiringkan kepalanya lalu tersenyum. Ia menghampiri Selin yang fokus membaca novel.

"Sel, gue ada rencana," bisik Nada.

Selin menaikkan sebelah alisnya. Kemudian Nada membisikkan sesuatu di telinga selin.

"Males," kata Selin setelah Nada berbisik di telinganya

"Ayolah," paksa Nada.

Kegiatannya terganggu karena gadis itu. Ia menutup novelnya lalu beranjak dari duduknya. Sekarang ia sudah berdiri di depan kelas menuruti keinginan Nada.

"SEMUANYA BALIK KE TEMPAT DUDUK MASING-MASING!!" teriak Selin.

Berkat Selin, kelas tersebut menjadi hening. Ia tersenyum senang, rencananya pun berhasil. Satu langkah lagi maka kelasnya tak akan berisik.

"Mohon maaf sebelumnya teman-teman. Gue yang minta Selin teriak biar kalian diam. Sekarang gue jagain nih kelas sampai guru datang. Sekian dari Nada," ujar Nada.

Mereka melongo. Ia berjalan ke pojok kelas untuk mengambil sapu. Rasanya seperti menjaga bayi besar secara mendadak. Beberapa menit ia berjaga pintu kelas pun terbuka.

"Loh, adem begini, yak." Doni belum menyadari Nada yang sedang mengawasi teman-temannya.

"Eh, Nada?! Ngapain pegang sapu?" tanya Doni.

Ia berjalan lalu berdiri tepat di hadapan Doni. Sapunya ia todongkan ke arah cowok itu.

"Gue yang awasin mereka, dan Selin ikut bantuin," kata Nada.

Merasa ada yang membantunya merapikan kelas membuat ia senang. Tapi yang membuatnya heran, dua orang tersebut adalah Nada dan Selin. Ia sampai bingung bagaimana keduanya membuat seisi kelas menjadi hening.

"Oke, imbalannya lo gue traktir," balas Doni.

Nada meninju pelan lengan Doni. "Nggak usah, makasih," tolak Nada halus.

"Beneran?"

Nada mengangguk lalu duduk di bangkunya. Sedangkan Doni menulis sesuatu di papan tulis.

"DONI!!!" pekik seisi kelas.

Tertulis 'GURU SEDANG SAKIT, TUGAS HALAMAN 30, KERJAKAN LALU KUMPULKAN!' di papan tulis.

Tanpa merasa bersalah Doni tersenyum sambil memamerkan giginya. "Sekian dari Doni ganteng!" ujarnya.

NADA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang