8

58 15 3
                                    

"Hm, gue udah keren," kata Alaska memuji dirinya sendiri.

Di depan kaca yang lebar Alaska tengah bergaya layaknya aktor ternama. Memakai kacamata hitam dengan gaya rambut berponi.

"Hm, ganteng juga kalau begini."

Sekali lagi ia bergaya seperti penjelajah hutan. Tangan berada di pinggang dengan dagu yang diangkat. Lalu tangannya ia lipat seperti pistol. Tiba-tiba Alaska terdiam sejenak kemudian menjentikkan jarinya. Ia mengambil pomade yang ada di lacinya. Segera ia oleskan pomade itu ke rambutnya.

Sekarang gaya rambutnya berubah menjadi ke atas. Tangannya mengelus dagunya yang bersih tanpa bulu kemudian berpose seakan dia berada di red karpet.

"Hm, ganteng, sih. Tapi nggak cocok."

Alaska berlari menuju kamar mandi. Tak lama ia keluar dengan handuk di kepalanya.

"Hm, lagu udah bangun belum, ya," gumam Alaska.

Tok... Tok...

"Bang, ini Bunda!" seru Melodi dari luar kamar Alaska.

Pintu kamar ia buka dan mendapati bundanya yang berpenampilan cantik dan rapi.

"Eh, Bunda mau arisan, ya?" tanya Alaska bingung.

Melodi menggeleng. "Ke rumah nenek, ikut, yuk."

Mata Alaska terbelalak.

"Bunda, rumah nenek, kan, jauh! Nanti Alaska nggak bisa sekolah kalau ke sana!" protes Alaska.

Melodi menatap datar putranya. "Siapa bilang mau ke rumah nenekmu yang di luar negri!"

"Oh." Alaska mengangguk-angguk.

Kepala Melodi melongok ke pintu putrinya. "Si Adek udah bangun?" tanya Melodi.

Alaska mengedikkan bahunya.

"Hm, kita cek yuk, Bang," ajak Melodi.

"Siap, Bunda!"

Kedua orang itu mengetuk kamar Nada. Sekali diketuk tak ada jawaban, dua kali diketuk tak ada jawaban pula.

"Oi, Dek! Bangun!" teriak Alaska.

Karena Alaska yang berteriak secara mendadak membuat Melodi kaget.

"Abang! Bunda kaget tahu!"

Sedangkan yang dimarahi hanya menggaruk tengkuknya.

"Ya udah kita masuk aja."

Keduanya membuka pintu kamar Nada pelan. Setelah pintu itu terbuka memperlihatkan gadis cantik yang masih asik berkelana di alam mimpi.

Posisi Nada tidur sangat tidak elite. Selimut yang berada di bawah kasur, bantal dan guling berserakan, rambut Nada sendiri berantakan seperti singa.

"Kok, anak gadisku begini, ya," gumam Melodi dengan wajah datar.

Tak berbeda jauh dengan sang Bunda, Alaska pun memandang malas adiknya yang masih tertidur. Nada menggeliat merasa ada seseorang di dekatnya. Matanya sedikit terbuka, bayangan seseorang terlihat samar. Beberapa menit ia menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya barulah ia sadar siapa yang memasuki kamarnya.

"Bunda, Abang, kenapa di sini?" tanya Nada kemudian terduduk di kasur.

"Mau bangunin anak Bunda yang tidurnya berantakan banget!" ketus Melodi.

"Rambut lo kayak singa," ledek Alaska.

Nada berjalan ke arah kaca dan memandang dirinya, benar yang dikatakan Alaska.

NADA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang