Seorang siswa berjalan di koridor yang kosong. Bel masuk telah berdering, tapi ia masih berada di luar kelas. Setelah mengelilingi sebagian gedung sekolah akhirnya ia menemukan kelasnya yang dulu.
Tok Tok Tok
Ia mengetuk pintu kelas XI IPA 1 dengan santai. Setelah mendengar kata 'Masuk' dengan segera ia masuk ke dalam. Memasuki kelas tersebut semua mata menatapnya terkejut.
Dengan langkah ringan ia berdiri di depan kelas. Guru yang mengajar terdiam di tempat setelah menatapnya.
"Boleh saya perkenalan, Bu?" tanyanya.
Guru tersebut mengangguk.
"Halo, teman-teman. Apakabar kalian? Karena gue pergi kelamaan... gue akan memperkenalkan diri."
Tak ada suara maupun sahutan dari kelas itu. Ia tersenyum sendu, memori tentang kelas itu berputar di otaknya.
"Nama gue Langit. Bukan anak baru, salam kenal," kata Langit.
Teman-temannya tersenyum. Ia pun ikut tersenyum. Tiba-tiba mereka memeluk dirinya erat.
"Langit!"
Di sisilain seorang gadis berkuncir kuda menatap malas ke arah depan. Ia merasa bosan dengan pelajaran yang terus diulang-ulang. Kepalanya pusing jika begini terus.
Namun, tak mungkin baginya untuk kabur lagi. Karena dipelajaran ini ia sudah sering kabur. Demi memperbaiki absennya yang bolong ia mesti rela duduk tanpa perlawanan.
Kring
Bel istirahat akhirnya terdengar. Ia senang bukan main. Teman-temannya pun berteriak kesenangan saat bel berbunyi.
"Ayo, Nad," ajak Cevilla.
Ia mengangguk.
"Enaknya makan apa, ya?" tanya Ilana.
"Batu," saran Nada.
Ilana cemberut sedangkan Cevilla tertawa. Hanya Selin yang menatapnya datar. Saat keluar dari kelas ada suara yang memanggil namanya.
"Nada," panggil seseorang.
Ketika ia menoleh ke asal suara itu, ia terbelalak.
"Loh, kok, di sini?" tanya Nada.
Seseorang itu tersenyum. Lalu menarik tangan Nada. Teman-teman Nada hanya terdiam saat seorang cowok menarik tangan Nada kemudian menuruni tangga.
"Eh, eh, mau ke mana?" tanya Nada.
Banyak pasang mata yang menatap keduanya. Ia paling benci ditatap seperti itu pun menunduk. Keduanya berhenti di taman belakang sekolah.
"Eh, taman?"
"Taman?!" teriak Nada.
Ia menatap Langit tajam. "Kok, lo tahu arah ke taman? Bahkan kita ada di tempat duduk kesukaan gue, dekat kolam!!" pekik Nada.
Cowok itu menoleh ke arahnya.
"Maaf," lirih cowok itu.
Situasi seperti ini membuatnya bingung harus apa. Cowok di depannya nampak asik menunduk tanpa mau menatapnya.
"Jelasin," kata Nada.
Tak ada pergerakan cowok di depannya. Ia menghela napas lelah lalu berjalan ke arah bangku dekat kolam.
Ia memandang cowok itu yang masih menunduk meski ia sendiri sudah duduk di bangku. Semenit berlalu tak ada pergerakan seinci pun dari Langit. Ia tebak cowok itu pasti tertidur dengan posisi berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA [COMPLETE]
Teen FictionSeorang gadis SMA melakukan pengamatan atau bahasa kerenya adalah observasi. Biasanya observasi dilakukan pada fenomena alam, tidak dengan gadis itu. Ia melakukan observasi pada makhluk hidup alias manusia. Bukan pengamatan seperti meneliti organ ma...