12

48 11 0
                                    

Di lapangan Sma Mars, Nada duduk sambil memandangi seseorang. Matanya tak berkedip sedikit pun membuat teman-temannya heran dengan sikap gadis itu.

Cevilla memandang datar ke arah Nada yang masih asik dengan lamunannya. Meskipun ada badai yang tak sengaja melitas di sekolah ia yakin Nada tak akan bergerak seinci pun.

"Woi!"

Nada tersentak dari lamunanya. Ia menoleh dan mendapati teman satu kelasnya yang tengah tersenyum tanpa dosa.

"Ngagetin!" seru Nada.

"Nggak perduli," jawab Dion.

Manusia bernama Dion adalah teman sekelasnya dengan tampang seperti badboy kebanyakan. Bajunya selalu dikeluarkan dengan dasi yang diikat pada kepala.

"Ngapain di sini? Sana sama bocah laki!" ketus Nada.

Dion hanya diam tak menggubris perkataan Nada. Teman-teman Nada hanya menatap kedua manusia itu tanpa mau ikut campur.

"Gue lagi mager," sahut Dion.

Nada menoleh ke arah Dion. "Manusia kayak lo mager? Baru tahu gue," ejek Nada.

Suara tawa Dion terdengar setelah Nada mengejeknya.

"Namanya manusia. Lo juga pasti pernah mager, kan? Lo nggak beda jauh kayak gue. Troublemaker," sindir Dion.

Nada mencebikkan bibirnya.

"Dasar manusia badboy," balas Nada tak mau kalah.

"Trouble----"

"Kalian udah, dong! Berantem terus nanti jadian lagi," canda Cevilla membuat keduanya melempar tatapan tajam.

"Eh, eh, jangan melotot gitu. Gue, kan, bercanda," kilah Cevilla dan menggaruk tengkuknya.

"Nggak lucu!" seru keduanya.

Dion menghela napas lalu berdiri. "Ck, bercanda lo nggak lucu plus nggak bikin ngakak, Cev. Thanks Nada mau nemenin gue bentaran," ujar Dion.

"Eh."

Belum sempat berkata, laki-laki itu sudah pergi lebih dulu.

"Hayooo, ada yang kasmaran, nih," goda Cevilla.

"Nada suka Dion, ya?" tanya Ilana.

Nada menoleh ke arah teman-temannya kemudian beranjak dari duduknya.

"Loh, Nada! Lo mau ke mana?!"

Tak ada sahutan dari Nada membuat Cevilla menggerutu.

"Cev, Nada marah, ya?" tanya Ilana.

Cevilla menoleh ke arah Ilana dan menggeleng.

"Dasar," gumam Selin melihat kepergian Nada.

Sementara tak ada yang tahu jika seseorang tengah memperhatikan Nada dan teman-temannya. Seulas senyum terbit di bibirnya.

"Ayo," ucapnya.

Seseorang itu berjalan ke arah kamar mandi sekolah. Ia mendapati seseorang yang dicarinya.

"Nada!" panggilnya.

Nada menoleh ke arahnya. "Ya?"

"Sedari jam pelajaran olahraga lo lihatin siapa?"

Dahi Nada menggerut. "Lo siapa, sih? Kepo banget," sunggut Nada.

Seseorang itu tertawa.

"Kenalin nama gue adalah Ara Nandira," ucap ara.

Keduanya berjabat tangan sejenak.

"Jadi, Lo lihatin siapa?" desak Ara.

"Lihatin orang," jawab Nada cuek.

NADA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang