Malam ini seperti biasa, Nada dan keluarganya berkumpul di ruang keluarga dengan berbagai cemilan yang disiapkan.
"Bunda," panggil Alaska.
"Ya?"
Kakak-adik itu saling berpandangan lalu menatap Bunda mereka.
"Ada brownies sama jus alpukat nggak, Bun?" tanya keduanya.
"Ada kok. Ambil aja di---"
Belum sang Bunda menyelesaikan kalimatnya, Nada dan Alaska sudah berlari menuju dapur. Keduanya saling berebut makanan dan minuman kesukaan mereka.
"Abang! Itu punya gue!"
"Nggak! Itu gue yang ambil duluan!"
Keduanya saling berebutan tak ada yang mau mengalah.
"Dek, ngalah sama Abang, dong!" paksa Alaska.
Nada menatap Abangnya tajam.
"Ih! Ogah. Mending gue makan bareng Lussy!"
Abangnya mengetuk pelan kepalanya.
"Lo milih makan bareng binatang?"
"Jangan sebut Lussy binatang. Kucing kesayangam gue punya nama. Dan namanya adalah Lussy!" balas Nada.
Alaska memutar bola mata. "Ya kan kucing itu binatang!"
"Kucing gue punya nama!" Nada melotot pada Alaska.
"Bodo! Intinya ini brownies punya gue!"
"Nggak, kue ini bakal gue makan bareng Lussy!"
Keduanya tak ada yang mau mengalah sampai kedua orangtua nya pun datang melihat tingkah laku kedua anaknya.
Devan Samudra aka Ayah keduanya dan Melodi Samudra aka Ibu dari Nada juga Alaska, menatap kedua anaknya.
"Yah, ini anak kita mau sampai kapan gitu?" bisik Melodi.
Devan hanya menggeleng. Kepalanya ia sandarkan di tembok dapur.
"Kalian betah banget ributnya," cibir Devan.
Seketika Nada dan Alaska menoleh ke samping. Ayah dan Bundanya memperhatikan keduanya dengan wajah datar.
"Eh, Ayah," kata Nada.
Alaska menggaruk tengkuknya. "Bunda," gumam Alaska.
"Mau sampai kapan?" tanya Bunda.
Sontak keduanya saling merangkul dan tak lagi berebutan makanan.
"Udahan kok, Bun, Yah," ujar Alaska.
Nada mengangguk lalu menyuapi Alaska dengan sesendok brownies.
"Gue aslinya nggak ikhlas nyuapin lo," bisik Nada di telinga Alaska.
"Bodo," balas Alaska membuat Nada mendengus.
"Lagi bisik-bisik apa, tuh."
Serempak keduanya menggeleng. Devan memandang keduanya dengan tatapan tajam lalu merangkul sang istri.
"Ya udah yuk, Bun. Mereka juga bakal rebutan kue lagi kalau kita pergi. Biarin aja."
Melodi mengangguk.
"Tapi kalau rebutannya sampe main pisau, ayah hukum kalian," kata Ayah lagi.
Keduanya menelan ludah kasar kemudian mengangguk.
"Ya sudah. Ayah sama Bunda ke kamar dulu, kalian jangan rebutan, ya," pesan Bunda.
Nada dan Alaska mengangguk. Suami-istri itu pun berjalan meninggalkan dapur. Setelah orangtua nya tak terlihat keduanya menghela napas.
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA [COMPLETE]
Teen FictionSeorang gadis SMA melakukan pengamatan atau bahasa kerenya adalah observasi. Biasanya observasi dilakukan pada fenomena alam, tidak dengan gadis itu. Ia melakukan observasi pada makhluk hidup alias manusia. Bukan pengamatan seperti meneliti organ ma...