29

40 8 0
                                    

Seorang murid laki-laki tengah memainkan bola basket saat pelajaran olahraga berlangsung. Guru yang mengajar tak datang hanya saja guru tersebut menitip tugas agar kelas tersebut berlatih basket.

"Angkasa! Bagi bolanya!"

Cowok itu melempar bola ke arah teman sekelasnya. Kemudian ia duduk di pinggir lapangan dan meneguk air mineral yang dibawanya.

"Sa," panggil Geo.

Temannya itu duduk di sampingnya.

"Apa?"

"Abang lo udah balik, ya?" tanya Geo.

Ia terdiam. Lalu menatap awan yang tertiup angin. Hembusan angin membuatnya ingin menutup mata.

"Ya."

Geo mengerutkan dahi. Seingatnya Angkasa sangat senang jika abangnya bisa pulang.

"Lo nggak senang?" tanya Geo.

Angkasa menghembuskan napas. "Senang, kok."

Jawaban dari Angkasa nampak tak sesuai ekspetasinya.

"Ck, dasar. Ayo, kantin," ajak Geo.

"Oi! Kalian! Jangan duduk aja! Ayo, kantin!!" teriak Raven.

Kedua cowok itu terkekeh melihat sahabatnya yang bersemangat itu.

Di sisilain seorang gadis tengah mengerjakan soal matematika yang seharusnya ia dikumpulkan minggu lalu. Kemarin saat ia bersama Langit, tak sengaja ia bertemu dengan guru matematika.

Permasalahannya adalah ia belum mengerjakan pekerjaan rumah yang seharusnya sudah dikumpulkan. Karena guru tersebut marah padanya, dengan tidak teganya guru itu memberi setumpuk soal matematika yang membuat kepalanya berdenyut.

"Capek!!" teriaknya.

Sekarang waktunya istirahat. Ia tidak diperbolehkan ikut pelajaran olahraga sebelum menyelesaikan tugas matematika. Entah mengapa, guru yang mengajar pelajaran olahraga menyetujui saran guru matematikanya untuk tidak mengikuti pelajaran olahraga hari ini.

"Laper," gumam Nada.

Ia menghela napas lelah. Kemudian berjalan keluar kelas dengan membawa setumpuk buku matematika. Jika di kelas maka ia tak akan fokus dengan berbagai hal yang menggodanya. Tugas ini harus selesai pada jam terakhir. Jika tidak selesai maka soal akan ditambah.

"Apes, apes."

Tak lama ia sampai di depan perpustakaan. Baru kali ini ia memasuki ruangan tersebut dengan niat belajar. Biasanya jika ia memasuki ruangan ini hanya niat tidur yang terlintas di otaknya.

"Di tempat biasa, ah."

Ia berjalan ke tempat biasa ia tidur. Namun, ada seorang cowok yang sedang mencari buku dengan memunggunginya, Meski hanya terlihat punggung cowok itu ia hapal siapa cowok tersebut.

"Angkasa," panggilnya.

Ketika cowok itu menoleh ia tersenyum. Tebakannya selalu benar.

"Lah, Nada?"

Setelah itu ia duduk lalu membuka bukunya.

"Nggak istirahat?" tanya Nada tanpa menoleh. Ia senang karena pekerjaannya akan ditemani oleh seseorang. Jadi ia tak cepat bosan.

"Lo sendiri?"

Nada terkekeh. "Ditanya malah balik nanya," cibirnya.

"Ah, iya. Gue udah istirahat pas selesai pelajaran olahraga. Nah, jawab pertanyaan gue. Kenapa lo nggak istirahat?"

Nada menoleh ke arah cowok itu. "Gue pas pelajaran matematika hari ini nggak kumpulin pekerjaan rumah minggu lalu. So, kena hukuman. Karena guru matematika tega sama gue jadinya dia ngasih setumpuk soal matematika yang harus dikumpulkan juga diselesaikan hari ini ke gue. Kalau nggak selesai maka tugas gue ditambah," jelas Nada sambil tersenyum manis.

Angkasa menggaruk tengkuknya.

"Ah, begitu. Gue nyari buku dulu, ya. Semangat, Nada," ucap Angkasa.

Dengan mantap Nada mengangguk. Setelah itu ia kembali fokus pada pekerjaannya. Sesekali ia mengobrol dengan cowok itu. Namun, saat ia mengerjakan soal ada getaran dari ponsel Angkasa yang diletakkan di meja.

Ia menoleh ke arah Angkasa yang masih asik mencari buku sejarah.

"Maafin gue, ya."

Nada menyentuh ponsel Angkasa. Ketika ia nyalakan ponsel tersebut alangkah terkejutnya saat melihat wallpaper ponsel Angkasa.

"Benar dugaan gue," gumamnya lalu meletakkan kembali ponsel Angkasa.

***

Halo selamat malam 👋

Jangan lupa vote and komen ya 📌

Jangan lupa next ➡

Terimakasih sudah baca cerita aku 💛

Happy reading 📖

Tbc

NADA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang