30

49 8 0
                                    

Pagi ini beberapa murid yang telat dijemur di tengah teriknya matahari. Hanya 2 murid perempuan yang dijemur pada hari kamis ini.

"Panas!!"

Nada menutup telinganya. Suara Kakak tingkat di sampingnya benar-benar menggangguk.

"BERISIK LO KAK!!"

Kakak tingkatnya menoleh kemudian nyengir.

"Haha pada akhirnya pas gue telat ada lo, kan?" tanya Kakak kelasnya.

Sebenarnya ia malas bertemu dengan Kakak kelasnya itu. Hanya saja nasib baik tak memihak padanya kali ini. Ia bertemu Kakak kelas yang tak bisa diam, dan aneh. Dulu, pertemuannya dengan Kakak kelasnya itu tak berjalan baik karena ia berteriak tak sopan pada kakak kelasnya,  namun Kakak kelasnya tak marah padanya melainkan ingin bertemu dengannya lagi saat telat seperti ini.

"Seharusnya gue dengerin kata Abang untuk nggak tidur kemaleman," gumam Nada kemudian menggeram kesal.

Ia menoleh, ternyata Kakak kelasnya asik menyanyi dengan suara sumbang. Bahkan murid laki-laki yang ada di sampingnya menutup telinga.

"Bisa diam nggak, sih, Kak?"

Kakak kelasnya menoleh. "Gue gabut, Dek. Lo tenang aja, suara gue nggak jelek-jelek banget, kan? Enak didengar, kan? So, gue bakal lanjut nyayi," ujarnya.

Merasa lelah berbicara dengan Kakak tingkatnya itu, ia memalingkan wajahnya ke arah lain. Namun, tepukan di bahunya membuat ia menoleh.

"Apa lagi, Kak?" tanyanya malas.

"Kenalin, gue Vania Alena."

Keduanya berjabat tangan hanya sejenak karena Vania meneruskan kegabutannya dengan menyanyi.

"KAK VANIAAA DENGAN SEGALA HORMAT TOLONG BERHENTI NYAYI!" teriak Nada.

Setelah 1 jam dijemur, Nada bergegas meninggalkan lapangan lalu pergi ke kantin. Ia membeli minuman dingin beserta roti.

"Lah, Dek!"

Ada suara laki-laki yang memanggilnya. Ia pun menoleh, ternyata abangnya yang memanggil.

"Ngapain di sini?" tanya Alaska.

Dengan malas ia menjawab, "Kepo."

Alaska berdecak. Kemudian mengambil satu roti milik adiknya.

"Abang! Jangan ambil roti gue!!"

"Yailah, lo beli 2 roti bagi satu kayak kemalingan uang aja," cibir Alaska.

Nada mengerucutkan bibirnya kesal.

"Beli. Modal."

Alaska menoleh ke arahnya. "Nanti gue ganti sama pulsa."

"Dih, bisa begitu," ejek Nada.

Dengan bersedekap Alaska berkata, "Gue, kan, kaya."

"Kaya singa," cibirnya.

Kemudian Alaska mengetuk pelan kepala Nada. Tiba-tiba ponsel Alaska bergetar, ia melongok mendapati pesan seorang cewek di ponsel abangnya.

"Oh, gitu."

Segera Alaska menyembunyikan ponselnya di kantung celananya. Teringat akan sesuatu Nada menoleh ke arah Alaska yang terlihat gugup karena ia melihat pesan dari seorang cewek di ponsel abangnya.

"Udahlah, Bang. Lo punya cewek juga nggak masalah asalkan nggak aneh-aneh. Gue mau cerita beberapa hal sama lo," ujar Nada.

Kemudian Alaska menoleh ke arahnya dengan satu alis yang diangkat.

NADA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang