Sepulangnya Nada dari mall ia langsung mencari seseorang yang menyebalkan di dalam rumah neneknya. Ketika ia menemukan orang tersebut langsung saja ia tinju pelan lengan tersebut.
"Orang tuh kalau datang salam, ini malah ditinju," cibir Alaska.
"Bodo," balas Nada.
Nada duduk di samping abangnya yang sedang menonton anime di laptop.
"Ngapain, sih, ke sini? Mana nyuruh gue balik lagi," gerutu Nada.
Abangnya menoleh ke arahnya dengan wajah datar.
"Gue kangen sama lo, salah?" sinis Alaska.
"Lah, kangen, toh." Nada tertawa mendengar Alasan abangnya itu.
Karena ditertawakan oleh sang Adik ia menggerucutkan bibirnya kemudian kembali menatap anime yang ditontonya.
"Oke-oke, sorry."
Abangnya itu tak menjawab malah asik dengan film di depannya. Ia pun ikut menonton karena penasaran alur cerita film tersebut, kemudian ia menyenderkan kepalanya di lengan Alaska.
"Dih, malah nyender," cibir Alaska.
"Biarin, gue cape, nih," gumam Nada.
Terdengar decakan dari Alaska kemudian ia membiarkan adiknya itu bersandar di lengannya. Baru beberapa menit ia menonton terdengar suara dengkuran di sampingnya.
"Lah, tidur dia," kata Alaska.
Segera Alaska gendong adiknya ke kamar. Dengan perlahan ia meletakkan Nada di kasur.
"Selamat tidur, adik," gumam Alaska.
Tak terasa malam pun tiba. Nada menggeliat dari tidurnya lalu menguap.
"Hm, jam berapa, nih."
Jam menunjukkan pukul 7 malam. Ia pun bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Hanya butuh waktu 10 menit saja ia sudah selesai mandi dan berpakaian. Ketika ia menuruni tangga tak sengaja bertemu dengan abangnya.
"Loh, gue kira lo nggak benar-benar di sini? Gue kira lagi mimpi tadi ketemu lo, Bang," ujar Nada.
Alaska memutar bola matanya. "Parah emang."
Tiba-tiba terdengar suara perut yang minta diisi. Muka Nada merah padam sedangkan Alaskan tertawa terbahak-bahak.
"Ck, ayo makan," ajak Alaska.
Keduanya sampai di ruang makan. Terlihat Nenek yang sedang menata makanan dan Kakek yang bermain ponsel.
"Nek, Nada bantu, ya," ujar Nada. .
"Iya. Tolong letakkan ini di sana," suruh neneknya.
Ia pun meletakkan semangkuk sup di atas meja. Sedangkan Alaska melongok ke arah Kakek yang sedang bermain ponsel.
Saat tahu apa yang dimainkan kakeknya di ponsel, ekspresinya menjadi datar seketika."Jadi, Kakek main gituan, ya," ucap Alaska.
Kakek tersentak saat melihat cucunya yang berbicara tepat di sampingnya. Dengan cepat ia menyembunyikan ponselnya di kantung celana.
"E-eh, Alaska," ujar Kakek dengan terbata.
"Kakek main aplikasi itu juga?" tanya Alaska.
"Eh."
Alaska menatap datar kakeknya lalu menghembuskan napas lelah.
"Kakek bisa juga main aplikasi itu, ya," komentar Alaska.
Dengan semangat kakeknya mengangguk. "Pasti!" serunya. Nenek menatap suaminya dengan ekspresi datar.
"Nanti aku hapus aplikasinya!" seru Nenek.
"Loh, kenapa, Nek?" tanya Nada.
Mereka sudah duduk di bangku masing-masing karena Nada dan neneknya telah menyiapkan semua makanan.
"Itu, loh, Nad. Kakekmu jadi suka selfie sendiri karena aplikasi itu," cibir Nenek.
"Lah, Kakek suka selfie?" tanya Nada.
Wajah Kakek sudah memerah. "Ng-nggak kok."
"Nggak usah ngelak kamu. Pasti lihatin cewek cantik di aplikasi itu, kan?" tuduh Nenek.
Kakek gelagapan. Nada menatap kakeknya datar sedangkan Alaska geleng-geleng.
"Nenek cemburu, kan. Kalau kakek lihatin cewek cantik?" tanya Nada.
"Nggak," ketus Nenek.
Mendengar suara ketus dari istrinya ia pun tersenyum lebar.
"Wah, kamu cemburu, ya. Maafin aku karena nggak sengaja lihatin cewek cantik di aplikasi itu, maaf, ya," sesal Kakek.
Awalnya nenek tak luluh, lalu Kakek memasang wajah memelas, pada akhirnya neneh luluh kemudian memeluk Kakek. Jadilah keduanya berpelukan tanpa menyadari kedua cucunya yang menatap keduanya datar.
"Jadi, kita mau makan atau pelukan?" tanya Nada.
Keduanya pun tersadar dari acara pelukan tersebut.
"Maaf, ya. Ayo, makan," ujar Kakek.
Mereka makan dengan keadaan hening. Setelah selesai makan, Nada dan Alaska pergi ke ruang tamu untuk menonton anime.
"Bang, gue mau cerita," ujar Nada.
Alaska menoleh. "Cerita apa?" tanyanya.
"Gue semakin akrab sama objek gue yang di sekolah," kata Nada.
Alaska tersenyum miring. "Gimana nggak dekat dan akrab. Kalau tadi aja jalan bareng," goda Alaska.
Nada tersentak kemudian meninju lengan abangnya. "Ck, abang nyebelin!" serunya.
"Haha, sorry. Lanjut."
Nada menggerucutkan bibir. "Males sama lo," ujar Nada.
"Besok gue beliin es krim, deh," bujuk Alaska.
Dengan cepat Nada menoleh ke arah abangnya.
"Beneran?!"
Alaska mengangguk.
"Terus objek yang di rumah sakit gimana?"
Nada menghela napas. "Kalau dia---"
Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari kamar Nenek dan kakek. Keduanya saling berpandangan lalu berlari menuju kamar tersebut.
***
Halo selamat pagi 👋
Jangan lupa vote and komen ya ^^
Jangan lupa next juga ➡
Terimakasih sudah baca cerita aku ❤
Happy reading📖
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA [COMPLETE]
Teen FictionSeorang gadis SMA melakukan pengamatan atau bahasa kerenya adalah observasi. Biasanya observasi dilakukan pada fenomena alam, tidak dengan gadis itu. Ia melakukan observasi pada makhluk hidup alias manusia. Bukan pengamatan seperti meneliti organ ma...